Harga Minyak Goreng Meroket, Waspadai Bahaya Minyak Jelantah

JagatBisnis.com – Anda harus lebih hati-hati membeli makanan digoreng. Harga minyak goreng yang semakin tinggi menjadi penyebabnya. Sehingga mau tidak mau, para pedagang terpaksa harus mengirit minyak dengan menggunakannya berulang kali.

Ini saran seorang ibu yang mengingatkan ibu-ibu lainnya. Memang benar, saat ini harga minyak goreng tengah melambung tinggi. Pada minggu kedua Desember 2021, harga minyak goreng curah secara nasional rata-rata sebesar Rp18.307 per liter atau mengalami kenaikan 2,84 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan minyak goreng kemasan mencapai Rp18.249 per kilogram atau naik 6,94 persen (mtm). Padahal harga harga eceran tertinggi (HET) seharusnya sebesar Rp11.000 per liter/0,8 kilogram.

Kenaikan harga CPO atau minyak sawit mentah juga menjadi penyebab tingginya harga minyak goreng curah. Saat ini, harga CPO mencapai MYR 5.000/ton, naik hampir dua kali lipat dari waktu normal. Akibat tingginya harga CPO ini pula, pemerintah yang sudah mengumumkan melarang peredaran minyak goreng curah mulai awal tahun depan kemudian membatalkan rencana itu.

Tingginya harga minyak goreng ini jelas membuat kaum hawa kebingungan. Hal ini mengingat kebiasaan orang Indonesia yang banyak mengandalkan memasak dengan cara menggoreng. Tak hanya itu, rumah makan, restoran cepat saji sampai pedagang kaki lima, lebih banyak menyajikan masakan jualannya yang digoreng.

Baca Juga :   Kemendag Gandeng TNI, Kirim Stok Minyak Goreng ke Indonesia Timur

Sudah bisa ditebak, opsi yang dipilih adalah menggunakan minyak goreng dengan penggunaan berulang-ulang alias minyak jelantah. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini daya beli masyarakat juga ikut terpengaruh sehingga harus mikir berkali-kali untuk membeli minyak goreng kemasan yang lebih sehat setiap kali memasak.

Banyak pihak sudah mengingatkan pemerintah yang melakukan pembiaran bagi masyarakat untuk terus menggunakan bahan pangan yang tidak aman. Jika dibiarkan, hal itu akan memberikan konsekuensi besar bagi kesehatan masyarakat ke depan.

Ada beberapa risiko kesehatan utama yang harus Anda waspadai jika mengonsumsi makanan hasil penggorengan dengan penggunaan jelantah atau yang digunakan berkali-kali. Di antaranya seperti mengutip NDTV berikut:

1. Karsinogenik

Segala sesuatu yang bersifat karsinogenik memiliki kemungkinan menyebabkan kanker. Semakin banyak penelitian menunjukan adanya aldehida, elemen beracun yang dihasilkan saat Anda memanaskan ulang minyak.

Memasak makanan dengan menggunakan kembali minyak goreng juga dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan peradangan –akar penyebab sebagian besar penyakit termasuk obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Peradangan yang tinggi dalam tubuh juga dapat menurunkan kekebalan dan membuat Anda rentan terhadap infeksi.

Baca Juga :   Distribusi Minyak Goreng Curah Bersubsidi Penuhi Target

2. Meningkatkan kolesterol LDL

Makanan yang dimasak dengan minyak goreng bekas dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan nyeri dada.

Hindari menggunakan kembali minyak goreng untuk menghindari masalah yang berhubungan dengan kolesterol.

3. Lebih banyak keasaman

Jika sensasi terbakar di perut dan tenggorokan Anda menjadi lebih sering dari sebelumnya, minyak goreng bisa menjadi penyebab utamanya.

Risiko kesehatan lain yang terkait dengan makan makanan dalam minyak goreng yang dipanaskan ulang adalah:
– Kegemukan
– Penambahan berat badan
– Diabetes
– Penyakit jantung

Cara Mengurangi Penggunaan Minyak Goreng yang Dipanaskan Kembali
1. Beralih ke makanan rumahan. Makanan rumahan adalah variasi makanan paling segar dan sehat yang bisa Anda makan. Memasak makanan di rumah memberdayakan Anda untuk memutuskan bahan apa yang masuk ke dalam makanan Anda.

Dari minyak goreng hingga karbohidrat, protein, lemak, dan serat, makanan rumahan dapat memberi Anda diet seimbang sempurna yang Anda butuhkan untuk kesehatan yang baik dan penurunan berat badan. Pastikan Anda tidak menggunakan minyak goreng bekas.

Baca Juga :   Setelah Harganya Meroket, Kini Minyak Goreng Langka

2. Masak makanan dalam jumlah kecil. Ini adalah cara efektif untuk mengurangi minyak goreng berlebih. Hitung jumlah makanan yang Anda butuhkan untuk makanan tertentu untuk menghindari pemborosan.

Masak makanan segar sesering mungkin. Memasak makanan dalam jumlah kecil juga dapat membantu Anda melatih kontrol porsi – yang merupakan praktik utama jika Anda ingin menurunkan berat badan.

3. Bawalah makanan rumahan saat bepergian atau pergi keluar. Ada kalanya Anda tidak bisa menghindari makan di luar. Lebih baik persiapkan makanan Anda dari rumah.

Ini akan membantu Anda mengikuti diet penurunan berat badan dan juga menghindari makan makanan yang kemungkinan besar dimasak dalam minyak yang dipanaskan kembali.

Anda juga dapat memilih makanan cepat saji yang menggunakan lebih sedikit minyak seperti salad.

4. Jika Anda menderita alzheimer, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung atau penyakit keturunan lainnya, sebaiknya benar-benar menghindari makanan dari minyak goreng yang sering dipanaskan. Hal ini karena akan berkontribusi pada lebih banyak peradangan dalam kondisi yang sudah bersifat inflamasi.(pia)

MIXADVERT JASAPRO