Kemenkes Pastikan Mutu Alat Tes PCR Tetap Optimal

JagatBisnis.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kualitas alat tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dipatok dikisaran Rp275.000 hingga Rp300.000 tetap memiliki mutu yang optimal. Kepastian mutu PCR diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan secara berkala oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).

“Mengenai kualitas laboratorium sudah dilakukan penilaian oleh Balitbangkes dan juga semua alat tes PCR yang telah mendapatkan izin edar. Jadi, sudah dipastikan kualitasnya baik oleh produsennya,” kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (6/12/2021).

Dia memastikan pelacakan kasus Covid-19 tetap terjaga kualitasnya di tengah potensi merebaknya kasus Covid-19 akibat varian B.1.1.529 atau Omicron di akhir tahun ini.  Apalagi, pihaknya tengah mempersiapkan kembali kapasitas oksigen liquid, tabung gas hingga oksigen concentrator untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus pada gelombang pandemi berikutnya.

Baca Juga :   Kemenkes Bentuk Tim Selidiki Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak

“Kami juga memastikan ketersediaan obat-obatan untuk tepat perawatan konversi masih diberlakukan, terkait antisipasi lonjakan ini,” tegas dia.

Baca Juga :   Aturan Wajib PCR Bagi Penumpang Pesawat Dinilai Melemahkan Kebangkitan Ekonomi di Tanah Air

Sebelumnya, Sekjen Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan & Laboratorium (Gakeslab) Randy Teguh mengaku mayoritas alat tes usap PCR yang beredar di tengah masyarakat saat ini memiliki teknologi yang rendah. Hal itu karena rumah sakit dan laboratorium melakukan penyesuaian harga setelah kebijakan harga eceran tertinggi atau HET alat tes usap PCR yang dipatok di kisaran Rp275.000 hingga Rp300.000 akhir Oktober lalu.

Baca Juga :   Tak Perlu PCR Lagi, Pasien Omicron Covid-19 Sembuh Usai Isoman 10 Hari

“Kami mengkhawatirkan rendahnya kualifikasi tes usap PCR itu bakal berdampak serius pada akurasi pemeriksaan kontak erat Covid-19 menyusul varian B.1.1.529 atau Omicron. Karena akurasi yang lebih tinggi tidak bisa lagi di Indonesia dengan cost yang ditekan,” tutupnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO