Terlilit Utang Rp35 Triliun, Angkasa Pura I Siapkan Restrukturisasi pada 2022

JagatBisnis.com – PT Angkasa Pura I (Persero) tengah menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial setelah memiliki utang hingga Rp35 triliun. Program restrukturisasi itu akan rampung pada Januari 2022. Ditargetkan, total hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana sebesar Rp3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp3,5 triliun

“Kami optimistis program restrukturisasi ini dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan, terutama kemampuan kami untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya dan upaya fund raising,” kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan tertulis, Minggu (5/12/2021).

Dia menjelaskan, pihaknya bakal melakukan asset recycling, menagih piutang, serta mengajukan restitusi pajak untuk menekan beban perusahaan. Selain itu juga berencana melakukan efisiensi dari sisi operasional. Di antaranya layanan bandaran berbasis traffik, menyederhanakan organisasi, menunda program investasi, serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru.

Baca Juga :   Pegawai Angkasa Pura I Dikorbankan Pensiun Dini karena Utang Menumpuk

“Kami juga akan memutar otak guna mendorong peningkatan pendapatan bisnis usaha dengan menjalin kerja sama mitra strategis, terutama untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, dan Bandara Lombok Praya. Kami pun akan menawarkan kerja sama pemanfaatan lahan tidak produktif, seperti lahan Kelan Bay Bali dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok,” paparnya.

Baca Juga :   Gempa Larantuka, Operasi Bandara El Tari Kupang Tetap Normal

Diungkapkan, melalui pengembangan bandara-bandara Angkasa Pura I yang sedang berjalan, pihaknya optimis konsolidasi bisa menambah aset perusahaan. Proyek pengembangan bandara yang selesai pada 2021 ini akan mendorong peningkatan aset mencapai Rp44 triliun dari semula Rp24 triliun pada 2017.

“Tentunya dengan selesainya pelaksanaan pembangunan dan perluasan terminal bandara, seluruh bandara Angkasa Pura I menjadi lebih cantik, lebih nyaman, dan dapat secara fleksibel menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi,” ujar Faik.

Baca Juga :   Gelap Mata, AP II Lepas Bandara Kertajati dan Yogya ke Pihak Asing

Dia membeberkan, pihaknya mengalami kesulitan finansial selama pandemi Covid-19. Pagebluk membuat pendapatan perusahaan yang semula telah mencapai Rp8,6 triliun pada 2019 anjlok menjadi hanya Rp3,9 triliun pada 2020. Tekanan ini diprediksi masih berlanjut pada 2021 dengan penurunan penumpang yang hanya 25 juta orang.

“Kondisi perusahaan berat karena saat situasi trafik penumpang menurun dan finansial tertekan. Sehingga kami harus dihadapkan dengan kewajiban membayar pinjaman sebelumnya yang digunakan untuk investasi pengembangan bandara,” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO