Detektor Banjir di Katulampa, Alarm Jakarta di Musim Hujan

JagatBisnis.com – Setiap musim hujan, ketinggian air Bendung Katulampa di Katulampa, Bogor, Jawa Barat menjadi semacam alat deteksi dini banjir di Jakarta dan sekitarnya. Karena perkembangan debit air di bendungan itu sangat menentukan, apakah Jakarta akan banjir atau tidak? Sehingga bendungan ini dijadikan seperti alarm, di musim hujan.

“Namun, hanya sedikit orang yang tahu, sebenarnya Bendung Katulampa bukanlah bendungan biasa. Bahkan, tak ada yang tahu ternyata usia bendungan itu lebih tua dari usia negara Indonesia. Karena bendungan itu merupakan peninggalan kolonial Belanda. Pada zamannya, bendungan ini berfungsi sebagai sistem informasi dini,” kata penjaga Bendungan Katulampa, Andi Sudirman, Minggu (27/11/2021).

Menurut dia, banyak orang yang salah memahami fungsi Bendungan Katulampa. Bendungan ini dianggap sebagai pengendali banjir dengan menahan air dari Sungai Ciliwung. Padahal, bendungan ini hanya berfungsi untuk pemantauan ketinggian air untuk peringatan banjir dan distribusi irigasi di Bogor.

“Data mengenai ketinggian air di Bendungan Katulampa ini dapat memperkirakan kapan air memasuki wilayah Jakarta. Jadi, masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar aliran Sungai Ciliwung dapat mengantisipasi sedini mungkin datangnya banjir yang akan melewati daerah tempat tinggalnya,” ungkap Andi.

Dia mengaku, karena pentingnya peran Katulampa, bangunan beton yang melintang sepanjang 74 meter itu banyak didatangi para pejabat, terutama di musim penghujan. Mulai dari gubernur, menteri, hingga presiden pernah menelepon langsung ke pos penjaga Katulampa.

“Petugas pemantau selalu mencatat perkembangan ketinggian air, debit air, dan curah hujan setiap jam selama 24 jam, dari pukul 07.00 sampai jam yang sama keesokan harinya. Semua data harian dimasukkan ke buku laporan bulanan,” ulasnya.

Dia menjelaskan, pencatatan ini berlangsung sejak bendungan ini berdiri tahun 1911. Namun baru diresmikan penggunaannya pada 11 Oktober 1912 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Alexander Willem Frederik Idenburg. Jadi data yang ada bisa dijadikan acuan pada awal musim penghujan, pertengahan musim penghujan, hingga musim kering.

“Adapun tujuan dibangunnya bendungan ini, selain sebagai sarana irigasi lahan persawahan seluas 5.000 hektare yang terdapat pada sisi kanan dan kiri bendung, juga peringatan dini atas potensi kemungkinan terjadinya banjir akibat meluapnya aliran Sungai Ciliwung dari Bogor yang melintas ke Jakarta,” tutup Andi. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO