Berikut Penjelasan BMKG, Hujan Lebat Akibatkan Banjir di Indonesia

JagatBisnis.com  –  Pada sepekan terakhir beberapa wilayah di Indonesia diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi. Di antaranya di wilayah Jabodetabek. Rata-rata curah hujan di atas 50mm per 24 jam.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Riefda Novikarny menjelaskan, saat ini secara klimatologis sekitar 21 persen wilayah Indonesia sudah masuk periode musim penghujan. Di antaranya sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.

“Peluang kejadian hujan intensitas tinggi di Indonesia lebih besar di periode musim hujan ini. Karena prediksi intensitas hujan tinggi, bencana hidrometeorologi bisa terjadi. Hal itu karena durasi hujan yang lama dan disertai dengan frekuensi hujan yang terbilang sering,” katanya, Senin (8/11/2021).

Baca Juga :   Pengungsi Banjir dan Longsor di Jayapura Mulai Pulang ke Rumah

Dia menyebutkan, intensitas hujan lebat juga terjadi karena adanya peningkatan suhu permukaan laut, dibandingkan dengan suhu normalnya. Peningkatan itu berada di sisi barat, yaitu pada sisi kepulauan Indonesia.

“Suhu permukaan laut di wilayah Indonesia menghangat pada kisaran 28-31,8 derajat Celcius dengan anomali 0 sampai 5 derajat. Hal itu menyebabkan penguapan dan penambahan masa uap air yang cukup tinggi di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Samudera Pasifik barat,” bebernya.

Baca Juga :   Awal Pekan, BMKG Prediksi Jakarta Cerah Berawan dan Bogor Hujan

Menurutnya, tingginya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia disebut pengaruh dari perubahan pola angin. Perubahan itu sebagai indikasi akan dimulainya monsun asia, yaitu aliran massa udara dari Samudra Pasifik yang mulai masuk wilayah Indonesia dan bertemu dengan aliran masa udara dari Samudra Hindia.

“Sehingga, membentuk adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat mendapatkan pola konvektifitas, terutama di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat, dan membentuk gugusan awan konvektif di wilayah tersebut,” tutur Riefda.

Baca Juga :   6 Anjing Dikerahkan untuk Bantu Cari Jasad Korban Bencana di NTT

Selain itu, tambahnya, tingginya curah hujan di Indonesia karena adanya faktor tingginya kondisi kelembaban udara di wilayah Indonesia. Jika diamati menggunakan citra satelit untuk kanal uap air, terlihat adanya peningkatan udara lembab hampir di seluruh Indonesia.

“Peningkatan kelembaban itu akan memudahkan terbentuknya awan sehingga membuat intensitas curah hujan meningkat. Dengan meningkatnya intensitas curah hujan di tanah air. Maka, kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada akan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti genangan dan banjir, khususnya yang berada di rawan bencana,” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO