BKKBN Sebut Tiga Kerugian Stunting bagi Masa Depan Anak

JagatBisnis.com – Stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dari kecil hingga dewasa. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo menjelaskan, ada tiga kerugian bagi anak di masa depan, jika mengalami stunting.

“Ketiga kerugian itu adalah pertama, tubuh pendek. Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Kedua, kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Sehingga anak stunting bisa sulit untuk berkembang menjadi orang yang cerdas,” kata Hasto dalam peluncuran Pendataan Keluarga 2021 (PK21), Kamis (4/11/2021).

Kerugian stunting yang ketiga, lanjut Hasto, anak stunting mudah terkena penyakit kardiovaskular. Karena anak stunting di masa depannya adalah gemuk di tengah atau central obese. Sehingga mudah terkena penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit stroke, tekanan darah tinggi, jantung.

Baca Juga :   Cegah Stunting, BAZNAS dan BKKBN salurkan Kurban 400 Domba

“Selain mudah kena penyakit kardiovaskular, anak stunting juga rentan kena penyakit metabolisme (metabolic disorder), seperti kencing manis,” imbuhnya.

Baca Juga :   Cegah Stunting, BAZNAS dan BKKBN salurkan Kurban 400 Domba

Dia menjelaskan, tiga kerugian itu sangat merugikan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan, maka pihaknyq terus berupaya mencegah bayi lahir stunting. Di antaranya, pencegahan pernikahan dini, pemenuhan gizi ibu hamil dan menjadikan bayi di bawah dua tahun (baduta) sasaran program stunting.

Baca Juga :   Cegah Stunting, BAZNAS dan BKKBN salurkan Kurban 400 Domba

“Pentingnya baduta? Karena, baik bagi bayi stunting maupun non stunting, 1.000 hari pertama kehidupan yang dianggap istimewa perlu diisi juga dengan perawatan dan penanganan yang istimewa pula,” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO