JagatBisnis.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) siap membangun bandar antariksa di Indonesia dengan menggandeng konsorsium Swasta.
Kesiapan lahan dan investor menjadi dua syarat pembangunan bandar antariksa dapat dimulai. Sehingga Indonesia memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim dan mitigasi bencana.
“Kami akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekadar fasilitas negara untuk riset, tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/10/2021).
Dia menjelaskan, urgensi pembangunan bandar antariksa di Indonesia tidak terlepas dengan adanya kebutuhan terkait pengembangan teknologi keantariksaan nasional. Karena luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas banyak pulau.
“Indonesia mempunyai pangsa pasar yang besar terkait keantariksaan dan pembangunan bandar antariksa tersebut. Hal itu sebagai upaya menciptakan nilai ekonomi dari kegiatan keantariksaan yang khususnya terkait peluncuran roket. Apalagi, keunggulan geografis Indonesia yang terletak di khatulistiwa, menjadikan Indonesia cocok menjadi pusat peluncuran satelit,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Erna Sri Adiningsih mengungkapkan pihaknya sudah melakukan studi feasibilitas pada lahan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan di Biak. Kandidat utama lokasi yang dipilih berdasarkan beberapa aspek hasil kajian adalah Pulau Morotai dan Pulau Biak. Naskah urgensi pengembangan sudah diselesaikan sejak 2019.
“Lokasi Biak diketahui sudah sesuai dalam hal teknis dan lingkungan secara fisik. Stasiun bumi di Biak sudah ada sejak lama sebelum BRIN terbentuk. Posisinya berbeda dengan lokasi yang diisukan akan dibangun bandara roket pengorbit satelit,” pungkas Erna. (*/esa)