“Orang yang memiliki tujuan pencitraan, sikapnya akan cendrung mengada-ada, membohongi diri sendiri, dan tidak natural. Makanya, orang itu akan sangat abai dengan kelemahannya dan malu untuk mengakuinya. Sehingga memanipulasi dirinya untuk terlihat sempurna dimata orang lain,” papar politisi senior ini.
Dia menjelaskan, personal branding telah bekerja, saat orang lain mengapresiasi versi terbaik diri. Personal branding ini ada kaitannya dengan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelebihan yang diberikan dan bijaksana menyikapi kekurangan yang ada. Sehingga memiliki rasa untuk berkembang menjadi versi terbaik diri sendiri. (*/esa)
Discussion about this post