Melawan Gagasan FIFA soal Piala Dunia Setiap 2 Tahun

Trofi Piala Dunia

JagatBisnis.com – Gagasan menggelar Piala Dunia setiap dua tahun sekali membuat FIFA dalam situasi terjepit. Karena dipastikan UEFA dan CONMEBOL bakal melawan habis-habisan.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin yang memastikan pihaknya bakal terus melawan gagasan FIFA soal Piala Dunia setiap dua tahun. Dia tak peduli jika FIFA dapat dukungan dari sebagian besar anggotanya.

“Rencana FIFA untuk Piala Dunia setiap dua tahun akan diblokir oleh UEFA dan CONMEBOL. Bahkan jika mereka menerima dukungan dari sebagian besar Federasi,” kata Ceferin, dikutip dari Football Italia.

Baca Juga :   Pasca Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Tidak Terkena Sanksi FIFA

UEFA memiliki alasan kuat untuk melawan gagasan FIFA tersebut. Mereka memperkirakan, agenda ini akan merusak yang lainnya. Dan sepakbola dunia akan ikut berubah ritmenya.

FIFA diminta untuk mengevaluasi gagasannya tersebut. Dengan Piala Dunia setiap dua tahun sekali, dikatakan Ceferin itu adalah keputusan yang tergesa-gesa.

“Proposal itu merusak semua bentuk sepakbola dan mendevaluasi kompetisi itu sendiri. Konsep ini memiliki semua karakteristik dari keputusan yang ingin diambil FIFA dengan cepat dan membiarkan seluruh dunia menyesalinya,” imbuhnya.

Baca Juga :   Lapor ke FIFA, KLB Akan Digelar pada 18 Maret 2023

Bagi Ceferin, perjuangan melawan gagasan FIFA ini adalah harga mati. Dia mengibaratkan, perjuangan ini sebagai bentuk dari upaya memenangkan akal sehat.

“UEFA akan terus menentang sampai akal sehat menang dan rencana itu dibatalkan oleh FIFA,” ujar Ceferin.

Pemain Lebih Dulu Melawan

Apa yang dilakukan UEFA ini sebelumnya juga ramai disuarakan oleh beberapa pemain sepakbola dunia. Salah satunya adalah kiper Timnas Belgia, Thibaut Courtois.

Baca Juga :   UEFA Tolak Gagasan Piala Dunia Digelar Setiap 2 Tahun

Menurut dia, gagasan untuk terus menggelar pertandingan antarnegara, tidak cuma Piala Dunia, tapi juga UEFA Nations League, semata untuk mencari uang.

Para pengambil kebijakan di FIFA dan UEFA menjadi sasaran kritiknya. Dengan adanya turnamen, mereka bisa menjual hak komersial yang nilainya fantastis.

Padahal dari sisi pemain, banyaknya kejuaraan yang diikuti malah menguras tenaga. Courtois mengeluhkan tidak adanya waktu istirahat untuk para pemain.(pia)

MIXADVERT JASAPRO