Pandemi Menyebabkan Kasus Bunuh Diri pada Anak di Jepang Melonjak

Ilustrasi Gantung Diri Foto: Blok Bojonegoro

JagatBisnis.com –  Selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kasus bunuh diri anak di Jepang. Kasus bunuh diri pada anak itu menjadi rekor tertinggi selama 40 tahun terakhir.

Data Kementerian Pendidikan Jepang, kasus bunuh diri anak terjadi sebanyak 415 kasus. Anak-anak yang bunuh diri di Jepang ada pada rentang usia sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

Surat kabar Asahi melaporkan, jumlah kasus bunuh diri anak itu naik hampir 100 kasus dibandingkan dengan tahun 2019. Jepang sendiri mulai melakukan pencatatan kasus bunuh diri pada anak sejak tahun 1974.

Baca Juga :   GHSA, Cegah Pandemi Berikutnya di Indonesia

Jepang sudah langganan menjadi negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara Kelompok Tujuh (G7).

Baca Juga :   Tahun 2021, RS di Indonesia Hampir Kolaps

Sebelumnya, upaya nasional telah menurunkan angka bunuh diri sekitar 40 persen selama 15 tahun, termasuk penurunan kasus selama 10 tahun berturut-turut mulai dari 2009.

Namun di tengah pandemi, kasus bunuh diri kembali meningkat terutama pada anak-anak usia sekolah.

Baca Juga :   Wabah Flu Burung, 143 Ribu Ekor Ayam di Jepang Dimusnahkan

Sementara itu, lebih dari 196.127 anak tidak masuk sekolah selama 30 hari atau lebih.

“Hasil survei menunjukkan bahwa perubahan di lingkungan sekolah dan rumah akibat pandemi COVID-19 berdampak besar pada perilaku anak-anak,” kata seorang pejabat kementerian pendidikan Jepang seperti dikutip dari NHK. (pia)

MIXADVERT JASAPRO