“Meski demikian tidak semua wilayah Jakarta terdiri dari tanah lembek, sehingga besaran penurunan tanah di setiap daerah pun berbeda. Salah satu daerah yang mengalami penurunan tanah secara signifikan yakni kawasan Sunda Kelapa, sejak 1914 muka air laut sungai Ciliwung telah turun 2,2 meter pada 2011. Kami menghitung daerah tersebut mengalami penurunan permukaan bisa mencapai 17 cm per tahun. Hal itu karena sifat batuan yang lembek, penurunan permukaan semakin cepat,” ungkapnya.
Dia menerangkan, laju penurunan tanah di Jakarta dan kota lain di kawasan Pantura bisa direm dengan mencegah kerusakan lingkungan dan melakukan strategi yang bersifat adaptif seperti pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove untuk mencegah SRL dan penurunan tanah terjadi.
“Perlu dipertimbangkan pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove karena telah terbukti cukup efektif dalam meredam laju masuknya rob ke daratan,” tutupnya. (*/esa)
Discussion about this post