Dia mengaku harus menempuh perjalanan jauh dengan melewati jalanan berdebu dan bebatuan, menerobos perkebunan sawit, serta menaiki perahu membelah sungai agar bisa sampai sekolah di pedalaman Aceh Tamiang.
Hal tersebut, kata dia, untuk melihat langsung kondisi pendidikan di pedalaman Aceh dan merencanakan pembangunan pendidikan berkualitas di pelosok daerah itu.
“Kita bercita-cita melakukan perubahan di sektor pendidikan melalui pemerataan mutu pendidikan di seluruh Aceh, sehingga lulusan SMA, SMK, dan SLB mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” katanya.
Ia menyebut saat ini sekolah sudah berlangsung secara tatap muka di tengah pandemi.
Ia berharap, kegiatan belajar mengajar terus berjalan, namun tetap diperlukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi bagi guru dan siswa.
Discussion about this post