Menko Airlangga Apresiasi Dukungan OJK dan Perbankan Terhadap Akses Pembiayaan bagi UMKM dan Sektor Informal

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

JagatBisnis.com Upaya Mikro, Kecil, dan Menengah( UMKM) ialah tiang terutama dalam menggerakkan cakra perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM yang mencapai 99, 9% dari pelaku upaya pula telah sukses meresap daya kegiatan sebesar 97% dari keseluruhan daya kegiatan Indonesia. Dengan cara totalitas, UMKM telah berkontribusi sebesar 61, 07% kepada PDB Indonesia ataupun senilai Rp8. 573, 89 triliun.

Menteri Koordinator  Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi sokongan Daulat Jasa Finansial( OJK) dan perbankan dalam menolong melindungi UMKM dan zona informal di era endemi. Dalam webinar yang berjudul“ OJK Sorong Perbankan Selamatkan UMKM dan Zona Informal” yang diselenggarakan oleh Alika Communication, Kamis( 9 atau 09), Menko Airlangga pula menyampaikan kalau salah satu tantangan utama untuk penyembuhan UMKM dan zona informal saat ini merupakan akses pembiayaan.

“ Keberhasilan program ini tidak terbebas dari sokongan yang diserahkan oleh OJK dan perbankan. Aku amat mengapresiasi OJK dan perbankan atas dukungannya dalam memesatkan penyembuhan ekonomi nasional, paling utama untuk UMKM dan zona informal,” ucap Menko Airlangga.

Baca Juga :   Membangun Bisnis saat Krisis, Danone Indonesia Bersama Kampus Bisnis Umar Usman Siap Dampingi Masyarakat

Sampai akhir semester II tahun 2021, program penempatan anggaran telah sukses menuangkan kredit sebesar Rp406, 64 triliun melalui bank himbara, bank syariah, dan BPD. Tidak hanya itu, keseluruhan outstanding restrukturisasi kredit mencapai Rp777, 31 triliun.

Sesuai determinasi yang tercantum pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 17 Tahun 2015, jatah kredit UMKM telah disiapkan sebesar 20%.“ Akses pembiayaan yang masih terbatas ini butuh untuk segera ditangani alhasil bisa menolong UMKM dan zona informal untuk bertahan selama endemi. Oleh karena itu Penguasa mematok peranan kredit UMKM di Perbankan minimun sebesar 30 persen dari keseluruhan distribusi kredit pada tahun 2024,” imbuh Airlangga.

Baca Juga :   ALAMI Raih Penghargaan GIFA 2022 sebagai Fintech Syariah Paling Inovatif di Dunia

Untuk mencapai sasaran itu, dibutuhkan bonus kredit UMKM sebesar Rp980 triliun dengan posisi kredit UMKM tahun 2024 mencapai Rp2. 000 triliun. Pengamanan UMKM dan zona informal akan memberikan sokongan besar kepada penyembuhan ekonomi. Sokongan ini akan menolong Indonesia untuk rebound, alhasil sasaran perkembangan di kisaran 3, 7%- 4, 5% bisa berhasil di tahun 2021.

Mengenang berartinya akses pembiayaan untuk UMKM, Penguasa telah memberikan relaksasi KUR berbentuk janji cicilan utama, perpanjangan waktu durasi, dan akumulasi batas langit- langit. Sampai dini Agustus 2021, janji cicilan utama telah diserahkan pada 1, 76 juta debitur dengan dulang debet Rp 70, 53 triliun dan perpanjangan durasi telah diserahkan pada 1, 51 juta debitur dengan dulang debet Rp 47, 51 triliun.

Baca Juga :   Kantongi Lisensi OJK, TaniFund Targetkan 1 Juta Mitra Petani dan UMKM

Tidak hanya itu, penguatan dasar pelaku upaya Mikro dan Kecil pula akan dilakukan untuk memesatkan penyembuhan ekonomi nasional. Airlangga berambisi semua perbankan dapat lalu berkoordinasi dan bersinergi dengan Departemen atau Lembaga dalam mendukung pengamanan UMKM dan zona informal.“ Koordinasi dan sinergi yang bagus akan tingkatkan akses pembiayaan pada UMKM dan zona informal alhasil bisa melindungi keberlangsungan usahanya dan menggerakkan cakra perekonomian lebih kilat lagi,” pungkas Airlangga.

Ikut muncul dalam webinar itu Rektor Unpad, Ketua Riset Bank Biasa OJK, Komisaris BRI, Pimpinan Prodi MMKMT Unpad, dan Pimpinan Biasa Federasi UMKM Indonesia. (srv)

MIXADVERT JASAPRO