Waspada, Kenaikan Permukaan Laut Makin Ekstrem, Termasuk di Indonesia

Permukaan air laut yang naik lebih cepat dibanding 28 abad lalu.

JagatBisnis.com  – Selama sebagian bulan terakhir pemberitaan di semua bumi telah dipadati dengan berita musibah hawa dan pergantian cuaca yang seram. Peristiwa semacam temperatur panas paling tinggi yang terdaftar di wilayah Barat Laut Pasifik sampai Pulau Sisilia.

Setelah itu banjir di Eropa Utara dan bagian timur Amerika Sindikat, kebakaran hutan dari Prancis ke Siberia sampai Yunani, jadi barisan peristiwa sangat jarang pada sebagian dasawarsa lalu, tetapi saat ini nampak semacam peristiwa lazim.

Sebuah riset terkini yang keluar dalam Harian Nature Climate Change versi 30 Agustus, memperhitungkan kalau dampak melonjaknya temperatur alam, ekskalasi dataran laut yang berlebihan di sejauh garis tepi laut di semua bumi akan terjadi 100 kali lebih kerap pada akhir era ini. Perihal itu diprediksi akan terjadi di setengah dari 7. 283 posisi yang dijadikan riset.

Baca Juga :   PVMBG Minta Agar Warga Tak Ada Aktivitas di Kawah Gunung Lokon

Dengan sedemikian itu, menaiknya dataran laut berlebihan sebagai akibat dari ekskalasi temperatur alam yang semula diprediksi terjadi setiap 100 tahun sekali, saat ini akan lebih kerap terjadi sampai lebih dari satu kali setiap tahun di sejauh akhir era ini.

Baca Juga :   Jakarta Dilanda Hujan Badai

Walaupun para periset mengatakan terdapat banyak ketidakpastian hal hawa di era depan, tetapi mungkin terbesar pola ekskalasi dataran laut ini akan lalu terjadi berbarengan dengan melonjaknya temperatur garis besar jadi 1, 5°C ataupun 2°C dibanding dengan temperatur alam pada era pra- industri.

Para periset berspekulasi temperatur itu sebagai suasana terparah yang mungkin terjadi dampak pemanasan garis besar. Dan pergantian itu mungkin akan terjadi lebih kilat lagi di akhir era ini, dengan banyaknya posisi yang mengalami kenaikan ekskalasi dataran laut 100 kali bekuk dari yang sempat diprediksi terjadi saat sebelum 2070.

Baca Juga :   BMKG: Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Samudra Hindia Barat Sumatra

Guru besar Roshanka Ranasinghe dari IHE Delft and Deltares( Belanda) melakukan konsep riset awal di bumi ini bersama pengarang utama Dokter. Claudia Tebaldi dari Makmal Nasional Pacific Northwest National Department of Energi AS. Riset ini memadukan tim periset global dari Amerika Sindikat, Belanda, Italia, dan Australia, yang sempat mengetuai riset besar sebelumnya tentang dataran laut berlebihan dan dampak ekskalasi temperatur dataran laut. (pia)

MIXADVERT JASAPRO