Kemendikbudristek Ingin Memfasilitasi lingkungan Pembelajaran Dengan Baik

JagatBisnis.com-Anindito Aditomo selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan bahwa pihaknya tidak berniat membuat variabel dan pertanyaan dalam survei lingkungan belajar dalam asesmen nasional (AN) seperti TWK yang memprofil individu.

“Survei lingkungan belajar ini tidak ada skor individu, karena tujuannya adalah memetakan dan promosi iklim sekolah yang toleran, yang aman, dan mendukung pembelajaran,” kata Anindito Aditomo melalui gawai, Senin (26/7/2021).

Data dari Survei Lingkungan Belajar, menurut dia, tidak digunakan untuk menilai individu murid, guru, ataupun kepala sekolah. Sebab, jawaban individu akan dirahasiakan, dan survei hanya akan menghasilkan skor kolektif di tingkat sekolah dan daerah untuk memetakan persoalan keamanan (perundungan, dll.), kebinekaan (toleransi, dll.), kualitas pembelajaran, dan kualitas pengelolaan sekolah.

Baca Juga :   Google Bubarkan Tim Game Studio Stadia

“Tujuan yang ingin kami raih adalah terciptanya lingkungan yang memfasilitasi pembelajaran dengan baik,” ujarnya.

Salah satunya tujuan tersebut, dikatakan dia adalah menciptakan iklim kebinekaan sekolah yang baik, yang mencerminkan penerimaan dan dukungan terhadap hak-hak semua warga sekolah, terlepas dari latar belakang gender, sosial-ekonomi, budaya, agama, politik, maupun kondisi fisik.

Baca Juga :   Kemendikbudristek Lanjutkan Pemberian Bantuan Kuota Data Internet dan Uang Kuliah Tunggal Tahun 2021

“Rasa diterima dan didukung tanpa diskriminasi ini menjadi prakondisi bagi pembelajaran yang sifatnya mutlak,” ungkapnya.

Anindito menyebut, Survei Lingkungan Belajar adalah bagian dari Asesmen Nasional (AN), yang mencakup tiga komponen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Miminum (AKM) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Data dari ketiga komponen AN tersebut, dikatakan dia, akan disampaikan kepada sekolah dan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi diri dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Baca Juga :   Pelajar Indonesia Sabet 5 Medali pada Olimpiade Fisika Internasional di Swiss

“Dengan pemetaan yang dihasilkan dari tiga komponen tersebut, Kemendikbudristek dapat melakukan intervensi yang lebih terarah dan sesuai kebutuhan tiap daerah,” ucapnya.

Khusus mengenai Survei Lingkungan Belajar, masih ujar dia, survei tersebut untuk mengukur aspek-aspek dari sekolah sebagai lingkungan yang mendukung terjadinya pembelajaran. Hal ini mencakup aspek yang secara langsung berkaitan dengan pembelajaran.

“Aspek itu misalnya praktik pengajaran dan fasilitas belajar, serta aspek yang menjadi prakondisi bagi pembelajaran seperti iklim keamanan dan kebinekaan sekolah,”tuturnya.(hab)

MIXADVERT JASAPRO