Tercatat Ada 1.560 Bencana Hingga 15 Juli 2021

JagatBisnis.com –  Badan Nasional Penyelesaian Musibah( BNPB) mencatat1. 560 musibah alam telah terjadi di Tanah Air dalam bentang durasi 1 Januari sampai 15 Juli 2021.

Berdasarkan keterangan sah BNPByang diambil di Jakarta, Kamis, peristiwa musibah alam yang memimpin dampak faktor hidrometeorologi mencakup banjir, puting beliung, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan tanah.

Dengan cara rinci pada rentang waktu itu terjadi musibah alam banjir sebesar 651 peristiwa, puting beliung 428 peristiwa, tanah longsor 318 peristiwa, dan karhutla 118 peristiwa. Setelah itu, gelombang pasang dan erosi 21 peristiwa, guncangan alam 21 peristiwa, dan kekeringan 3 kejadian

Baca Juga :   Banjir di Kalsel, Belasan Ribu Jiwa Mengungsi

Berbagai musibah alam itu pula telah menyebabkan sebesar 5. 465. 965 orang terdampak dan mengungsi, 498 jiwa meninggal bumi, 68 lenyap, dan 12. 867 jiwa luka- luka.

Musibah alam pula menyebabkan 128. 147 bagian rumah cacat yang terdiri atas 15. 031 cacat berat, 23. 205 cacat sedang, dan 89. 911 cacat enteng.

Tidak hanya itu, sebesar 2. 930 sarana biasa cacat yang mencakup 1. 370 sarana pembelajaran, 1. 213 sarana ritual, dan 347 sarana kesehatan. Setelah itu, sebesar 493 kantor dan 304 jembatan mengalami kerusakan.

Baca Juga :   Rawan Banjir, Kabupaten Tangerang Dirikan Posko Pantau

Delegasi Bidang Sistem dan Strategi sekalian Kepala Pusat Informasi, Informasi, dan Komunikasi BNPB Raditya Asli meminta warga tetap cermas dan siap sedia akan berbagai kemampuan musibah.

Terkait musibah hidrometeorologi, BNPB meminta warga untuk mencermati prediksi cuaca yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Ilmu cuaca dan Geofisika( BMKG).

Baca Juga :   Banjir di Jakarta, Anies Pantau Pintu Air Manggarai

” Kemampuan ancaman lain ialah guncangan alam yang bisa terjadi setiap saat. Di sisi itu, bahaya ancaman lain ialah endemi COVID- 19 yang masih lalu terjadi penjangkitan di tengah warga,” tuturnya.

BNPB menegaskan warga untuk melakukan mitigasi dalam mengalami sejumlah kemampuan ancaman itu. Warga harus mengenali kemampuan ancaman dan resiko di sekitar.

Warga pula bisa menggunakan aplikasi, semacam InaRISK, Kabar BMKG, dan Lahar Indonesia untuk mengenali kemampuan ancaman dan resiko.(ser)

MIXADVERT JASAPRO