Saat yang Lain Tumbang Property Syariah Malah Tetap Tumbuh dan Berekspansi

HM Rosyid Aziz, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Developer Property Syariah (ADPS) Foto: Ist

JagatBisnis.com –  Menurut data BPS sektor real estate naik 2,3 persen Namun akibat Pandemi Covid 19, bisnis properti sangat terdampak, untungnya pemerintah menekan bunga rumah ready stock hingga nol persen, dan menambah kuota perumahan bersubsidi, Namun itupun tidak menolong pertumbuhan real estate, dalam lima tahun terakhir data dari Real Estate Indonesia (REI) pertumbuhannya menurun hingga 15 Persen.

Kondisi berbeda justru dialami bisnis property syariah, dimana saat property konvensional satu persatu mulai tumbang, mereka justru bisa tumbuh secara mandiri dan terus berekspansi.
Menurut Ketua Dewan Pembina Asosiasi Developer Property Syariah ADPS, HM Rosyid Aziz, kenaikan pertumbuhan property syariah, saat pandemi, justru malah naik 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

” Property syariah saat ini saja sudah menggarap 700 proyek yang tersebar di sejumlah Propinsi, sebelumnya kami hanya menggarap sekitar 500 proyek, jadi pertumbuhannya sekitar 40 persen, bahkan Ketua Umum ADPS, M Arief Gunawan Sungkar menargetkan satu juta unit hingga 2025″ jelas Rosyid, saat wawancara dengan Jagatbisnis.com di Bogor, Rabu,30/6/2021.

Yang menariknya adalah, saat pandemi, tidak ada proyek anggota ADPS yang gulung tikar, sebaliknya, kata Rosyid, mereka malah bisa mengakuisisi sejumlah proyek milik developer konvensional. Mereka tawarkan kerjasama dengan konversi skema syariah, akhirnya memudahkan developer tersebut mendapatkan cashflow yang sehat.

Kini, property syariah memang mulai dicari oleh para konsumen, selain terhindar dari praktek riba, juga apabila konsumen kena musibah dan tertunda membayar cicilan, tidak dikenakan denda, dan rumah tidak disita, malah diberikan kelonggaran, dan dicarikan solusinya.

ADPS, jelas CEO Developer Property Syariah, kini memiliki 2200 anggota, yang tersebar di 29 propinsi, beberapa proyek property syariah besar bermunculan mulai Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, Papua.
Di Jabodetabek ada 156 proyek, Jawabarat 50 proyek, Jawa Tengah 80 proyek, Jawa Timur 118 proyek, Sumatera 29 proyek, Kalimantan 30 proyek, Sulawesi 28 proyek, Bali NTB 4 proyek dan Papua 5 proyek. (dar)

MIXADVERT JASAPRO