Kisah Khairul Walad, Mengabdi untuk Para Mustahik Bersama BAZNAS

JagatBisnis.com – Di saat sebagian besar pemuda daerah memilih untuk mengejar karir di kota-kota besar, laki-laki bernama Khairul Walad memilih untuk pulang ke daerahnya. Walad sapaan akrabnya, tidak melupakan tempat di mana ia tumbuh sejak kecil. Ia berniat mengabdi untuk desanya. Pepatah “Setinggi-tingginya burung terbang, akhirnya kembali ke sarangnya juga” rasanya pantas disematkan untuk Walad.

Laki-laki yanng lahir di Batusangkar ini memilih bergabung dalam program pemberdayaan yang diusung oleh ZCD BAZNAS. Walad melihat, mustahik di desanya terkendala dengan modal, jaringan informasi, maupun koneksi dengan pihak tertentu. Melihat hal itu, ia membulatkan tekad untuk mengabdi dan melayani mustahik di desanya.

“Tidak ada yang sia-sia untuk sebuah pengabdian. Niat telah mantap. Ikhtiar dilakukan dengan sebaik mungkin untuk mewujudkan sebuah harapan. Tidak ada yang lebih mulia daripada sebuah pengabdian,” kata Walad.

Semua perjalanannya berawal saat ia diajak oleh seorang pegawai BAZNAS Kabupaten Tanah Datar untuk membantu dalam membina peternak kambing yang menerima bantuan BAZNAS pada 2016. Kegiatannya berlanjut saat mendampingi peternak BAZNAS yang mendapat bantuan berupa kambing dari BAZNAS dan Lolit (Loka Penelitian) Kambing Potong Medan.

Baca Juga :   Mualaf di Desa Tuva Dapat Bimbingan dari BAZNAS

Meski tidak ada anggaran untuk pendampingan BAZNAS, hal itu dilakukan Walad dengan hati ikhlas untuk membantu. Walad justru bersyukur menjadi relawan pendamping BAZNAS karena bisa menerima ilmu baru dan mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan sejumlah mentor yang ahli dalam peternakan. Ia bahkan sempat bekerja di Lolit Kambing Potong Medan. “Banyak yang mengira rezeki itu berupa harta, padahal kesempatan meraih ilmu juga bagian dari rezeki. Saya mensyukuri itu” ucapnya.

Ketekunan Walad berbuah manis, ia ditawari menjadi Sahabat ZCD BAZNAS pada tahun 2018. Semangat menjadi bagian dari Sahabat ZCD ia tunjukkan dengan meningkatkan kapasitas beternak para mustahik. Ia melakukan pendampingan berupa terak kambing, pembelian bibit kambing, pembuatan kandang, penyiapan lahan untuk pakan ternak kambing, pembuatan pakan hingga pendirian sentra peternakan kambing. Walad juga berinovasi untuk menambah nilai pemberdayaan dengan membuat pupuk kompos organik dengan memanfaatkan kotoran dari hewan ternak mustahik.

Baca Juga :   BAZNAS dan BPKH Salurkan Berkah Qurban 50 Sapi di Seluruh Indonesia

Suka duka ia rasakan sebagai pendamping BAZNAS. Mulai dari sejumlah mustahik peternak yang tidak sepenuh hati mengikuti program, hingga jauhnya lokasi yang harus ia tempuh untuk pendampingan BAZNAS. Pantas saja, program ACD ini digulirkan di 13 Desa dan 7 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar.

Kendati demikian, hal itu tidak serta merta menyurutkan semangat Walad untuk memberikan pendampingan. Bekerja sebagai pendamping BAZNAS, Walad merasakan sisi kekeluargaan dari para mustahik. Rasa syukur kian terasa saat ia merasakan dan melihat bagaimana kehidupan para mustahik dengan keterbatasannya masing-masing dapat menikmati hidup dengan baik.

Bekerja sebagai pendamping BAZNAS juga membuat koneksi Walad semakin meluas. Ia mulai mengenal dan belajar dari mentor di dunia peternakan kambing. Ketekunan Walad selama inipun menghasilkan kesuksesan. Meningkatnya pendapatan mustahik per bulan melalui produk turunan usaha peternakan jadi salah satu buktinya. Selain itu, berkurangnya modal usaha pertanian dari pupuk organik atau kompos yang dihasilkan dari peternakan jadi bukti keberhasilan Walad. Bahkan, beberapa mustahik telah menunaikan zakat ternak dan bersedekah dari hasil penjualan kambingnya.

Baca Juga :   BAZNAS Salurkan Bantuan Kaki Palsu untuk Penyandang Disabilitas

Kerja keras Walad juga dirasakan para mustahik. Mereka mengaku, berkat pendampingan BAZNAS dari Walad, mereka meningkatkan spiritulitasnya dengan mendirikan Surau Gantiang sevata swasembada di area sekitar peternakan untuk memudahkan para peternak beribadah setelah berkativitas. Selain itu, pengetahuan para mustahik juga meningkat, baik tentang ilmu pembibitan maupun perawatan ternak.

“Saya berharap bisa mengantarkan mustahik peternak di Kabupaten Tanah Datar untuk lebih dekat pada gerbang kesejahteraannya, dan mampu mandiri baik dalam aspek ekonomi, dakwah, pendidikan, kesehatan dan sosial kemanusiaan sesuai 5 pilar yang diusung ZCD BAZNAS,” ucapnya.(HAB)

MIXADVERT JASAPRO