Berita  

Menperin Aktif Tarik Investor Baru

JagatBisnis.Com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta pada Sabtu (6/3) mengatakan, pemerintah fokus meningkatkan investasi di tanah air. Upaya strategis tersebut dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dari dampak pandemi COVID-19.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi kita adalah di investasi. Maka itu, Kemenperin aktif berkontribusi dalam menarik investasi baru, khususnya sektor industri,” terang menperin seperti dikutip dari siaran pers di laman Kementerian Perindustrian.

Kemenperin mencatat, terdapat 81 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp921,84 triliun, yang akan dipacu realisasinya untuk pengembangan proyek hilirisasi dalam kurun 2023-2030. Total investasi tersebut bakal menyerap 125.286 tenaga kerja.

“Dari investasi ini, tentunya akan menciptakan lapangan kerja yang banyak. Hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran, baik itu karena pandemi atau angkatan kerja baru,” papar Agus Gumiwang.

Baca Juga :   Industri Minyak Goreng Curah, Wajib Mendaftarkan Perusahaannya

Di sektor hilirisasi petrokimia, Kemenperin terus mendorong realisasi investasi pengembangan industri petrokimia PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, yang akan menghasilkan produk olefin dan aromatik.

Berikutnya, Kemenperin memacu hilirisasi nikel dalam rangka meningkatkan nilai tambah bahan baku nikel dan kobalt yang tersedia di Indonesia. Bahan baku ini dapat digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Saat ini, secara total kita punya 30 smelter yang beroperasi, yang sedang konstruksi 20 smelter dan dalam tahap feasibility study sebanyak sembilan smelter,” sebut Menperin.

Smelter berperan untuk menguatkan struktur industri dalam negeri agar lebih berdaya saing di kancah global.

“Implikasi dari kebijakan hilirisasi ini, industri logam dasar pada tahun 2020 tumbuh 5,87%, ekspornya pun tumbuh 30%, bahkan mampu menyumbang devisa negara hingga USD22 miliar,” ungkap Agus Gumiwang.

Baca Juga :   Industri Pangan RI Butuh 1,6 Juta Ton Jagung di Tahun 2022

Saat ini, Indonesia memiliki 30 persen dari cadangan bijih nikel dunia sehingga menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik, yang pada akhirnya akan menarik investasi di sektor kendaraan listrik.

Beberapa perusahaan yang akan memproduksi bahan baku baterai listrik nikel-kobalt, di antaranya adalah PT QMB (Sulawesi Tengah), PT. Halmahera Persada Lygend (Pulau Obi), PT Weda Bay Nickel (Maluku Utara) dan PT Smelter Nikel Indonesia (Banten).

Sedangkan, untuk hilirisasi minyak sawit, pemerintah telah mendorong program B30 (mencampur 70 persen BBM diesel dengan 30 persen FAME/Biodiesel). Upaya simultan pemerintah ini untuk mengurangi impor BBM diesel sekaligus mengendalikan emisi pencemaran udara.

Baca Juga :   Target Produksi 2 Juta Motor Listrik Bisa Tercapai Sebelum 2024

Menperin mengemukakan, realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air tumbuh 26 persen, dari 2019 yang mencapai Rp216 triliun menjadi Rp272,9 triliun pada 2020.

“Kami mengapresiasi pelaku industri atas komitmennya merealisasikan investasinya di Indonesia,” kata Agus.

Sektor industri masih konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui realisasi penanaman modal. Sepanjang 2020, investasi manufaktur mampu menunjukkan geliat positif, meskipun di tengah pandemi COVID-19.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Desember 2020, sektor industri menggelontorkan dananya sebesar Rp272,9 triliun atau menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp826,3 triliun. Hasilnya, realisasi investasi secara nasional pada tahun lalu melampaui target yang dipatok sebesar Rp817,2 triliun atau menembus 101,1 persen.(hab)

MIXADVERT JASAPRO