Dungong Nyaris Punah, Habitatnya Butuh Perhatian

JagatBisnis.com –  Mamalia laut, dugong atau ikan duyung yang hidup di perairan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, jumlahnya semakin berkurang dan nyaris punah. Bahkan, saat ink hewan menyusui itu sudah termasuk apendiks 1 kategori satwa langka. Oleh karena itu, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian dugong.

“Dugong merupakan penyeimbang ekosistem laut dan menjadi satu-satunya mamalia laut yang makan lamun. Reproduksinya yang lambat, membuat dugong perlu waktu 10 tahun untuk menjadi dewasa dan 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru. Jadi, sudah sepatutnya kita bersama-sama melindungi dan melestarikan dugong serta jenis ikan yang dilindungi lainnya,” kata Kepala BPSPL Pontianak, Getreda M. Hehanussa, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (8/2/2021).

Menurutnya, dugong termasuk penjelajah lambat yang berenang di bawah 10 km/jam. Selain itu, dugong juga sering muncul di permukaan dan hanya dapat bertahan di dalam air selama 12 menit. Makanya, sesuai instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, untuk keberlanjutan biota laut dan kesejahteraan bagi nelayan adalah unsur yang sama penting dan perlu diutamakan.

Baca Juga :   KKP Tertibkan Kapal Ikan Indonesia Tak Berizin

“Makanya, kami bersama masyarakat melakukan pencatatan kemunculan dugong secara detail. Pencatatan itu meliputi tanggal, waktu, koordinat lokasi, detail lokasi, gambaran umum lokasi, jumlah, deskripsi dan dokumentasi. Pencatatan diperlukan untuk mengetahui pola kemunculan dugong dan untuk membuat kebijakan pemerintah dalam konservasi dugong,” ungkapnya.

Baca Juga :   KKP Siapkan Sanksi Bagi Kapal Kandas dan Rusak Terumbu Karang di Lombok

Menurutnya, upaya konservasi dugong telah dilakukan untuk merespon penanganan anak dugong yang tidak sengaja tertangkap nelayan pada 27 Mei 2015 silam di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru. Selain itu, penanganan dugong mati dan terdampar pada 22 Januari 2016 di Desa Tanjung Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan. (eva)

MIXADVERT JASAPRO