Ekbis  

Dampak PPKM Perekonomian Diprediksi Masih Terkontraksi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan IMF. shutterstock.com
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan IMF. shutterstock.com

jagatbisnis.com – Ahli ekonomi Josua Pardede memfaalkan perkembangan ekonomi pada triwulan I- 2021 masih akan mengalami kontraksi yang salah satunya diakibatkan Pemberlakuan Pemisahan Kegiatan Warga( PPKM) di sejumlah wilayah di Jawa- Bali pada 11- 25 Januari 2021.

” Suku tahun satu terdapat mungkin masih kontraksi satu persen sampai positif satu persen,” tutur Ahli ekonomi Bank Adiratna Josua Pardede di Jakarta, Senin( 18 atau 1 atau 2021).

Bagi ia, perekonomian di Jawa beramal sekitar 55 persen kepada geliat ekonomi Indonesia.

Sedangkan, merambah seminggu kebijaksanaan PPKM( 11- 17 Januari 2021), permasalahan afirmasi positif spesialnya di DKI Jakarta masih terhitung besar bahkan memegang di atas 3. 000 permasalahan per hari.

Departemen Kesehatan menulis per 17 Januari 2021 mencapai 3. 395 permasalahan setiap hari di DKI dengan keseluruhan tertimbun mencapai 227. 365 permasalahan.

” Sehingga ini jadi resiko di tengah permasalahan yang bertambah. Ini tetap berakibat pula pada ekonomi triwulan awal,” ekstra Josua dilansir dari Antara.

Tidak hanya PPKM, terdapat campuran lain yang berpotensi pengaruhi perkembangan ekonomi triwulan awal tahun ini sehingga perlu diduga di antara lain kecondongan inflasi dini tahun bertambah dampak kebijaksanaan penguasa.

Inflasi itu, tutur ia, berasal dari bayaran bea hasil tembakau, ekskalasi iuran BPJS Kesehatan dan harga sebagian barang pangan yang harganya bertambah seperti ketahui dan tempe karena menaiknya harga kedelai.

Walaupun demikian, kebijaksanaan vaksinasi yang sudah dimulai dan dimulai daya kesehatan diharapkan memberikan optimisme untuk warga dan dunia upaya sehingga perkembangan ekonomi tidak jatuh sangat dalam.

Seperti diketahui perkembangan ekonomi RI pada suku tahun II- 2020 memegang kontraksi paling dalam ialah kurang 5, 32 persen, setelah itu pada suku tahun III- 2020 terjadi koreksi mencapai kurang 3, 49 persen.

BPS rencananya akan memublikasikan perkembangan ekonomi suku tahun IV- 2020 pada Februari 2021. (ser)

MIXADVERT JASAPRO