40.835 Penyuluh Diseminasi Teknologi Pertanian 2021 ke Petani

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memimpin MSPP Vol. 30 didampingi Kapusluh Leli Nuryati; Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, Joko Samiyono dan Kasubbid IM Septalina Pradini (Foto: Pusluhtan)

JagatBisnis.com – Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia pada 2021. Kendala dan tantangan tersebut bukan halangan bagi Kementerian Pertanian RI mengerahkan 40.835 penyuluh melakukan gerakan massal ‘diseminasi teknologi pertanian’ kepada petani di seluruh Indonesia.

Komitmen Kementan membangun pertanian maju, mandiri dan modern dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi via virtual meeting di Jakarta, Jumat (18/12) pada program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang dipusatkan di Agriculture Operation Room (AOR) BPPSDMP, di bawah koordinasi Kapusluh Leli Nuryati.

“Inshaa Allah pada 2021, kita akan berdayakan penyuluh. Kita tingkatkan kemampuan petani melalui diseminasi teknologi. Juga petani milenial dan kelompok wanita tani. Semua kita berdayakan,” kata Dedi Nursyamsi pada MSPP Vol. 30 mengusung topik Ekspose Kinerja BPPSDMP dan peluncuran Majalah Informasi Pertanian (Intan).

Baca Juga :   Tinjau Produksi Tahu-Tempe, Mentan Tetapkan Harga Kedelai Impor

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] mengingatkan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa insan pertanian di pusat dan daerah mengemban tugas dan kewajiban sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat.

“SDM pertanian adalah kontributor terbesar peningkatan produktivitas. SDM pertanian terus kita bangun maka produktivitas akan meningkat, menjamin ketersediaan pangan 260 juta jiwa,” kata Dedi via video conference dari Bandara Soekarno – Hatta sebelum bertolak ke Sumut mengunjungi food estate Humbang Hasundutan.

Kapusluh Leli Nuryati menyatakan pengerahan 40.835 penyuluh di bawah koordinasi Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) merupakan aktivitas komunikasi vital, mendorong proses penyebaran dan penerapan teknologi dalam suatu sistem sosial pedesaan.

Baca Juga :   Tahun Ini, Kementan Impor Daging Sapi dan Kerbau 223.142 Ton

“Permasalahan diseminasi inovasi pertanian, umumnya terkait kesenjangan adopsi teknologi, kesenjangan hasil dan kendala sosial ekonomi petani,” katanya didampingi Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusluhtan, Joko Samiyono.

Sebagaimana diketahui, sumber inovasi pertanian di tingkat pusat berasal dari Badan Litbang Pertanian Kementan dan user-nya adalah BPPSDMP, direktorat jenderal teknis, pelaku usaha dan pelaku utama (petani).

“Peran penyuluh sebagai motivator sangat penting bagi petani. Saluran diseminasi yang digunakan dapat berupa demplot, gelar teknologi, temu lapang, atau pertemuan kelompok,” kata Kapusluh Leli Nuryati dipandu Kasubbid Septalina Pradini selaku anchor MSPP.

Gerakan massal diseminasi teknologi akan didukung penuh 5.698 Balai Penyuluhan Pertanian sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) sebagai ‘rumah besar penyuluh’ koneksi online ke AWR di Jakarta, kantor pusat Kementan, merealisasikan komitmen Mentan Syahrul menghapus ‘sekat’ pusat dan daerah.

Baca Juga :   Masih Pandemi, Kementan Terbitkan SE Pelaksanaan Kurban

Ekspose Kinerja BPPSDMP 2020 melalui MSPP Vol. 30 menguak efektivitas dan efisiensi internet untuk komunikasi dalam jaringan (Daring). 30 volume MSPP menjangkau 215.000 viewers; 13 volume Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) libatkan 108.628 viewers; 55.000 viewers menyimak 15 volume Milennial Agriculture Forum (MAF); 70 volume Bertani On Cloud dihadiri 399.220 viewers; dan 42 volume pelatihan daring lainnya diikuti 88.900 viewers.

“KostraTani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama. Cara usang yang tidak cocok lagi untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0, untuk satukan petani dengan penyuluh Kita hapus sekat pusat dan daerah,” katanya mengutip Mentan Syahrul.(srv)

MIXADVERT JASAPRO