Menyimak Vaksin bareng Dokter Dirga Sakti Rambe

jagatBisnis.com – Masyarakat memiliki persepsi berbeda mengenai vaksin. Ada yang beranggapan vaksin itu obat, virus yang dilemahkan, hingga vaksin memiliki efek samping yang menakutkan.

Lalu, apa definisi vaksin sebenarnya, standar keamanan, dan fakta soal efek sampingnya?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, mengatakan vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui dua cara yakni disuntikkan atau diteteskan.

“Vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh kita dimana sel-sel imunitas akan teraktivasi yang pada akhirnya membentuk antibodi. Ini ibaratnya sekelompok pasukan tentara atau polisi yang kelak akan mengenali virus atau bakteri. Bila kita terpapar di esok hari, kita sudah punya kekebalan,” katanya dalam forum dialog ‘Lindungi Diri Saat Pandemi’ yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu (17/10/2020).

Baca Juga :   Cara Bio Farma Jaga Vaksin Sinovac Tidak Basi Sampai ke Daerah

Prinsip imunisasi atau vaksin, ujarnya, adalah untuk memberikan kekebalan pada tubuh tanpa harus sakit dahulu. Artinya, vaksin merangsang tubuh supaya memiliki kekebalan tubuh tanpa harus sakit dahulu.

“Kalau bicara soal vaksin, gimana cara membuat vaksin, membuat vaksin amat sangat sulit karena vaksin diberikan kepada orang sehat, vaksin itu bukan obat. Vaksin diberikan untuk pencegahan,” tambahnya. Proses pembuatan vaksin sangat panjang yang dimulai dari saat para peneliti menetapkan ingin membuat vaksin A misalnya.

Baca Juga :   IDI: Kalau Presiden Siap, Dokter Juga Siap Jadi Target Vaksin Pertama

Setelah itu, vaksin masih harus diuji ke hewan percobaan untuk memastikan keamanan dan efektifitasnya.

“Kalau sudah terbukti efektif dan aman, baru diuji manusia, disebut uji klinis fase I, II, dan III. Nanti sekalipun sudah ada izin edar, tetap di-monitoring pada fase keempat,” tekannya.

Proses yang sangat panjang ini dinilainya untuk memastikan bahwa vaksin yang diproduksi harus aman karena tidak ada tawar menawar dalam hal keamanan.

“Membuat vaksin sangat kompleks. Jangan dibayangkan obat-obat dicampur di mangkok [terus jadi]. Mulai dari ditumbuhkan virus/bakterinya, kita ada panen, kita formulasi, dicuci sampai jutaan kali, sampai hasil akhir jadi vaksin. Prosesnya rumit dan tidak main-main sehingga kualitasnya terjaga,” katanya.

Baca Juga :   Mengenal Vaksin Lebih Jauh

Dalam kasus luar biasa seperti pandemi COVID-19, industri kesehatan mempercepat proses penemuan vaksin, tetapi tentu saja tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian dan keamanan.

Bahkan saat sudah mendapat izin edar, keamanan vaksin terus diawasi oleh berbagai lembaga. Di Indonesia ada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku pengawas, lalu ada Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, dan ada World Health Organization (WHO). (ser)

MIXADVERT JASAPRO