Salah satunya adalah Basori (58). Sudah 16 tahun lamanya ia jualan sate kambing di Wilayah Kediri-Jatim, namun di masa pandemi ini benar-benar membuatnya frustasi. Pendapatan jatuh nyungsep hingga 70%. Sementara tanggungan pinjaman ke Bank menuntut harus terus dibayarkan. ” Kembali modal saja berat Mas, apalagi harus untung, sangking bingungku mas Saiki tak sambi ngarit mas ngopeni sapine tonggo “.
Hal serupa juga dirasakan oleh Win (62), Purnomo (57) dan Ida (48). Mereka juga berprofesi sebagai pedagang kecil diwilayah Kediri. Rata-rata sebelum pandemi pendapatan kotor bisa mencapai Rp. 300.000 per hari, namun saat ini merosot jauh. Apesnya mereka bertiga di Bulan September kemarin sempat kemalingan, semua barang dagangan mereka ludes dicuri orang. Mulai dari beras, minuman kemasan, mie instan sampai dengan tabung gas kosong pun ikut terambil. Sambil mengusap air matanya Ida bercerita, ” Mas, oleh Rp. 50.000 abote setengah mati, trus pie ngeneki dodolan kok rugi, ora dodolan kok Yo tambah stres, wes kenek Corona kok Yo jabang bayik malah kemalingan…Ngelu Ngelu pokoke mas…”. (Mas, untuk dapat penghasilan Rp.50.000 aja beratnya setengah mati, terus bagaimana ini, jualan kok merugi. Kalau tidak jualan malah tambah stress. Sudahlah terdampak corona, malah kemalingan, pusing saya mas.”
Discussion about this post