Zelensky Undang Erdogan dan Gutteres ke Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

JagatBisnis.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta Sekjen PBB Antonio Guterres akan mendatangi Ukraina berjumpa Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (18/ 7).

” Atas ajakan Kepala negara Volodymyr Zelensky, sekretaris jenderal akan terletak di Lviv pada hari Kamis buat mendatangi pertemuan trilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta atasan Ukraina,” tutur ahli ucapan Guterres, Stephane Dujarric, diambil dari Kyiv Post, Rabu (17/ 8).

Pertemuan itu akan mangulas pertanyaan pemecahan politik terkait bentrokan yang tengah terjalin.” Aku tidak ragu kalau permasalahan pembangkit listrik tenaga nuklir akan dinaikan,” Dujarric.

Baca Juga :   Kedubes AS Minta Warganya Tinggalkan Ukraina

Guterres diucap akan meneruskan ekspedisi ke kota dermaga Odesa di Ukraina yang ialah salah satu dari 3 dermaga yang dipakai dalam perjanjian baru- baru ini buat mengekspor biji- bijian dari negeri yang diterpa perang.

Ukraina serta Rusia selaku 2 pengekspor biji- bijian terbanyak di bumi lebih dahulu sudah membenarkan perjanjian yang ditengahi oleh PBB serta Turki bulan lalu buat membuka membekukan pengiriman biji- bijian Laut Gelap sehabis agresi Rusia.

Baca Juga :   Amerika Serikat Bantu Alat Militer ke Ukraina Nyaris Tembus Rp36 Triliun

Departemen prasarana Ukraina berkata kapal carteran PBB yang mengangkat biji- bijian pergi dari Pahatan mengarah Afrika pada Selasa, (16/ 8). Kapal pergi dari pelabuhan Ukraina Pivdennyi serta akan melaut ke Djibouti buat pengiriman ke Ethiopia.

Ukraina berkata grupnya berambisi 2 atau 3 pengiriman seragam akan lekas menyusul.

Sedangkan itu, penguasa Turki berambisi perjanjian kedua negeri bisa kurangi resiko darurat pangan global yang diakibatkan oleh agresi militer Rusia ke Ukraina. Terlebih Ukraina serta Rusia ialah pengekspor santapan terbanyak di dunia.

Baca Juga :   Presiden Turki Ancam Usir 10 Dubes Negara Barat Terkait Kasus Kavala

Dikenal, semenjak dermaga Ukraina ditutup, pasokan bahan pangan bumi mulai menurun. Harga gandum, misalnya, meningkat ekstrem.

Namun Rusia menyangkal bertanggungjawab atas memburuknya darurat pangan bumi. Kebalikannya, Rusia justru mempersalahkan sanksi negara Barat sebab melambatkan ekspor santapan serta pupuk. (pia)

MIXADVERT JASAPRO