Harga Mi Instan Dipastikan Tidak Naik

JagatBisnis.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan harga mi instan tidak akan naik hingga tiga kali lipat. Bahkan, harga gandum diperkirakan akan turun pada September 2022 mendatang. Terkait pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyebut harga mi instan akan naik tiga kali lipat itu untuk menyemangati masyarakat agar mengonsumsi bahan pangan lainnya yang bisa menjadi subtitusi gandum, seperti singkong, sagu, dan sorgum.

“Pernyataan Mentan itu sebenarnya hanya kiasan. Itu istilah dalam bahasa Melayu. Jadi, bukan yang sebenarnya. Justru, pernyataan harga mi instan akan naik tiga kali lipat itu untuk menyemangati agar kita menggunakan singkong, atau tanaman-tanaman dalam negeri,” kata Zulhas, dikutip Rabu (17/8/2022).

Menurut dia, dampak kenaikan harga gandum terhadap inflasi hanya4,9 persen. Jadi, kenaikan harga mi instan juga sedikit. Penyebabnya, negara-negara penghasil gandum seperti Australia, Kanada dan Amerika sempat gagal panen. Selain itu, juga efek dari perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan gandum tidak bisa diekspor.

Baca Juga :   Perpres Logistik Pemilu 2024 Segera Diterbitkan

“Terigu itu naik sedikit, karena di Australia itu panennya gagal, Kanada gagal, Amerika gagal, maksudnya gagal itu tidak panen raya, tidak sesuai harapan. Kemudian Rusia-Ukraina perang, barangnya tidak bisa keluar,” papar Zulhas.

Baca Juga :      Kemendagri Dorong Kemenkeu Segera Cairkan Anggaran KPU untuk 2022

Namun, lanjutnya, hal itu tidak berlangsung lama. Karena presiden sudah melakukan diplomasi dengan negara-negara penghasil gandum tersebut. Sehingga dipastikan gandum akan melimpah dan bisa diekspor ke Indonesia. Dengan demikian, harga mi instan di dalam negeri tidak naik tiga kali lipat.

Baca Juga :   Kemendagri Dorong Optimalisasi TPAKD

“Ssekarang gandum sudah banyak membanjiri pasar. Apalagi, Australia panen raya, Kanada panen raya, Amerika panen raya. Jadi, sekarang gandum melimpah. Iya kemarin naik sedikit, tapi nanti trennya turun karena sekarang produknya berlebih,” tegas Zulhas.
(*/eva)

MIXADVERT JASAPRO