Heboh Bansos Jokowi Ditimbun, Beda Pendapat Kemenko PMK dan Bulog

JagatBisnis.com –  Belakangan ini heboh temuan sembako bantuan sosial (bansos) presiden yang dikubur di Depok, Jawa Barat. Dalam kasus tersebut, ada 2 pendapat yang berbeda antara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan Perum Bulog.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, JNE dan Bulog adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas kerusakan beras yang berasal dari banpres tersebut. Jika beras yang ditimbun tersebut benar-benar rusak, maka memang sudah seharusnya diganti. Namun, dia memastikan pemerintah tidak memerintahkan untuk melakukan penimbunan itu.

“Saat bansos itu ditimbun, jadi urusan JNE sebagai transporter dan bukan urusan Kementerian Sosial (Kemensos). Karena beras rusak itu sangat mungkin sudah diganti. Saya tidak tahu apakah masih ada yang tidak diganti, saya kira tidak. Karena betul-betul kita kawal sampai delivered sesuai pesan Pak Presiden. Jangan hanya dikirim tapi harus tersampaikan,” kata Muhadjir, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga :   Awal Puasa, Kemensos Cairkan Bansos PKH 6,53 Triliun

Dia mengungkapkan, pada saat yang bersamaan pembagian beras dari bansos presiden, memang didapati cukup banyak beras yang rusak. Karena dalam pengangkutannya menggunakan bak terbuka, jadi kena hujan. Sehingga pernah diputuskan, semua beras yang kena hujan tidak boleh dibagikan, baik yang masih dalam keadaan baik dan yang rusak tidak boleh dibagikan. Sehingga beras itu tidak layak konsumsi. Beras tersebut sudah rusak sebelum ditimbun.

“Beras yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 1 ton itu kondisinya pada saat ditimbun sudah tidak layak konsumsi. Karena beras rusak dalam perjalanan menuju ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun, rusaknya beras tersebut tidak mengganggu proses penyaluran. Seluruh KPM telah menerima beras dengan kualitas layak tepat waktu,” tegasnya.

Baca Juga :   Masyarakat Diminta Tinggalkan Obat Sirup Sementara Waktu

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal memastikan beras bansos presiden yang diterima 3 juta warga, dalam keadaan baik tidak mengalami kerusakan. Adapun bansos tersebut disalurkan sejak Mei-Juni 2020 lalu. Karena pihaknya berkomitmen mempercepat penerimaan beras bansos tersebut. Pihaknya bekerjasama dengan pihak lain sebagai transporter yang mengantarkan beras tersebut kepada warga penerima manfaat.

“Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan. Karena hasil evaluasi dan monitor yang kami lakukan, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya. Bahkan, dalam setiap pengeluaran beras dari gudang, ada prosedur standar yang harus dilakukan dan tercatat secara pasti guna memastikan proses quality control berjalan dengan baik.

Baca Juga :   Kemensos Kirim Paket Makanan untuk Korban Bencana di Sorong

“Deskripsi pelaksanaan tugas antara Bulog sebagai penyedia beras dan pihak ketiga sebagai transporter atau pengantar juga sudah jelas beban dan tanggungjawabnya. Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik. Selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggungjawab pihak transporter. Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan – gangguan cuaca seperti hujan,kemasan pecah dan lainnya,” tutup Iqbal. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO