Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah Jambi Karya Abipraya Raih Penghargaan Zero Accident

Proyek Abipraya kembali meraih penghargaan K3. Penghargaan zero accident langsung diserahkan oleh Gubernur Jambi Al Haris kepada Taufik Aulia Usman QHSE Manager Proyek WWTP B1 Jambi Brantas Abipraya.

JagatBisnis.com –  PT Brantas Abipraya (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga aspek keselamatan di lingkungan proyek dengan raihan penghargaan zero accident dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan Gubernur Provinsi Jambi atas prestasinya dalam menerapkan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Proyek Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah di Jambi atau Wastewater Treatment Plant in Jambi (WWTP B1 Jambi). Penghargaan ini langsung diserahkan oleh Gubernur Jambi, Al Haris kepada Taufik Aulia Usman, QHSE Manager Proyek WWTP B1 Jambi, Brantas Abipraya.

“Pencapaian ini merupakan buah hasil dari kolaborasi para Insan Abipraya di proyek dalam komitmen menjalankan K3 di lingkungan kerja khususnya di proyek. Apalagi saat pandemi COVID-19, lingkungan sekitar Brantas Abipraya harus menjalankan protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat, hal ini dilakukan agar produktivitas proyek tetap terjaga,” ungkap Ince Suil Febryan Maula, General Manager Divisi Operasi 3 Brantas Abipraya.

Ditambahkan Febry, Brantas Abipraya yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi ini sangat serius dalam mengimplementasikan budaya K3 sebagai pondasi utama untuk mencapai kinerja K3 berkelas dunia yang dicanangkan sejak 2015 menjadi tolak ukur tingkat kematangan Budaya K3 (Safety Culture Maturity Level) Perusahaan dan hasilnya terlihat pada sederet penghargaan K3 yang telah diraihnya.

Baca Juga :   Terima Penghargaan dari PUPR, Brantas Abipraya Tingkatkan Komitmen Bangun Indonesia Lewat Karya Konstruksi Terbaiknya

Sebagai informasi, proyek WWTP B1 Jambi ini mulai dikerjakan konstruksi pada Desember 2020 dan ditargetkan tuntas konstruksinya pada Desember 2022, selanjutnya akan di lakukan uji coba sistem dari tahun 2023-2024. Adanya WWTP ini nantinya dapat bermanfaat untuk pengolahan air limbah, untuk meningkatkan pelayanan air limbah domestik dengan sistem terpusat pada kawasan perkotaan. Sehingga dengan adanya WWTP B1 Jambi ini, dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, menjaga kualitas air tanah, air permukaan dan air baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Baca Juga :   Brantas Abipraya Persiapkan Wajah Baru Pantai Marina, Labuan Bajo

Febry juga menyampaikan selain penghargaan di atas, tahun ini Brantas Abipraya juga meraih sederet pencapaian gemilang di bidang K3. Diantaranya adalah empat penghargaan yang didapat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terunggul di pembangunan infrastruktur air ini diantaranya adalah Kantor Pusat Brantas Abipraya untuk kategori Zero Accident dan untuk kategori P2 COVID-19 penghargaan Platinum; Proyek Rusun Cakung Barat, penghargaan Gold; dan Proyek Sodetan Museum Bahari, penghargaan Gold.

Di kesempatan yang sama, Andrik Abadi Kurniawan, Manager QHSE Divisi Operasi 3 Brantas Abipraya mengatakan bahwa BUMN yang tengah merampungkan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) ini memiliki stardar K3 yang sangat tinggi dalam setiap proyek, guna memastikan keselamatan setiap pekerja, dipastikan memiliki pengetahun dan skill K3 sesuai standar nasional Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan standar internasional ISO 45001 & 14001 agar setiap proses pelaksanaan dapat dilakukan mitigasi risiko secara dini.

Baca Juga :   Akselerasi Kualitas SDM, Brantas Abipraya Optimalkan Talent Management

Menyambung penjelasan di atas, Febry juga mengatakan bawah awal tahun ini Brantas Abipraya juga berhasil mengantongi penghargaan WSO Indonesia Safety Culture Award 2022 (WISCA) dari World Safety Organization Indonesia untuk kategori Pengimplementasian Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) berkelas Dunia dengan capaian level empat (Gold).

“Brantas Abipraya sangat serius dalam menerapkan budaya K3, hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan Behavior Based Safety (BBS) baik di lingkungan kantor maupun proyek, apalagi pada masa pandemi saat ini. BBS merupakan upaya pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja yang berfokus pada perilaku berbahaya yang menyebabkan terganggunya proses produksi. Semoga dengan adanya penghargaan K3 ini dapat meningkatkan motivasi Insan Abipraya untuk dapat menerapkan K3 lebih baik lagi,” tutup Febry. (adv)

MIXADVERT JASAPRO