Malaysia Optimis Tak akan Bangkrut Seperti Sri Lanka

Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz Foto: Pars Today

JagatBisnis.com – Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz optimis perekonomian negaranya tidak akan seperti Sri Lanka. Sebab perekonomian Malaysia saat ini cukup stabil.

Dasar perekonomian Malaysia cukup stabil saat ini, kata Zafrul, mengutip dari prediksi Dana Moneter Internasional atau IMF yang menyebut perekonomian negeri jiran tersebut tumbuh 5,75 persen pada 2022.

“IMF tidak pernah mengatakan bahwa Malaysia menghadapi masalah ekonomi yang bisa membuat negara bangkrut,” katanya di parlemen seperti mengutip dari Bloomberg, Selasa (19/7/2022).

Dia menyebut kondisi perekonomian Malaysia jauh lebih stabil daripada Sri Lanka. Sehingga potensi Malaysia untuk terjadinya resesi atau kebangkrutan masih sangat jauh.

Baca Juga :   Johor Bahru Jadi Salah Satu Destinasi Wisata Favorit di Malaysia

“Jika kita membandingkan indikator ekonomi kita dengan Sri Lanka, jelas ekonomi kita jauh lebih stabil daripada mereka. Oleh karena itu, kemungkinan Malaysia bangkrut seperti Sri Lanka sangat kecil,” katanya.

Namun, Zafrul mengaku pemerintah tetap berhati-hati dalam melakukan pengelolaan keuangan negara, khususnya dalam mengendalikan utang.

Anggota parlemen Pontian Ahmad Maslan, meminta menteri keuangan untuk mengklarifikasi klaim di media sosial bahwa Malaysia dapat berakhir seperti Sri Lanka sebagai akibat dari utang pemerintah.

Sebab pada akhir Juni, pinjaman luar negeri Malaysia berjumlah RM29,4 miliar (US$ 6,6 miliar atau Rp 99 triliun) sementara utang wajib menyumbang lebih dari 60 persen dari PDB.

Baca Juga :   Akhir Ramadhan, Bandara YIA Buka Rute ke Malaysia

Pekan lalu, Tengku Zafrul mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa posisi fiskal Malaysia masih kuat dan utang pemerintah federal masih terkendali.

Zafrul mengatakan pemerintah tetap disiplin dan tidak pernah gagal membayar bunga dan utang jatuh tempo meskipun telah melalui serangkaian krisis ekonomi dan resesi keuangan.

“Ini membuktikan reputasi dan kemampuan Malaysia sebagai debitur dengan catatan pembayaran yang baik,” katanya, menurut Bernama.

“Kementerian Keuangan telah mengajukan pengaduan resmi kepada Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia atas beberapa laporan palsu di media sosial tentang posisi utang negara yang tampaknya ditujukan untuk menyesatkan masyarakat dan berpotensi merusak kepercayaan investor di Malaysia,” tambahnya.

Baca Juga :   Malaysia ‘Suntik Mati’ Jaringan 3G

Pada Selasa, Zafrul mengatakan potensi pemerintah untuk meningkatkan utang nasionalnya sangat kecil daripada negara maju lainnya. Hal ini terlihat dari rasio pembayaran utang yang jauh lebih rendah.

“Rasio pelunasan utang kami pada 2021 adalah 16,3 persen dan berdasarkan anggaran tahun ini, ini diharapkan lebih dari 18 persen tahun ini,” kata menteri keuangan. (pia)

MIXADVERT JASAPRO