Keuangan BRI Kebal Krisis Ekonomi Global

JagatBisnis.com – Fokus bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI di sektor UMKM membuat perusahannya memiliki resiliensi tinggi di tengah situasi yang menantang. Apalagi, saat ini beberapa negara di dunia sedang menghadapi krisis karena tingkat inflasi yang terlalu tinggi. Salah satu penyebabnya perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan. Untuk merespon tantangan eksternal maupun global dengan fokus pada UMKM, perusahannya jauh dari episentrum dan permasalahan ekonomi global tersebu.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perusahannya secara konsisten memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM. Strateginya dalam memberdayakan UMKM juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi dalam negeri. Apalagi, sektor UMKM menguasai 60,3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, perusahannya juga terus mendukung pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui business follows stimulus.

“Kami menyiapkan 4 syarat agar stimulus berjalan efektif. Pertama, memastikan ketersediaan dana. Kedua, memastikan data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami menyiapkan sistem yang kredibel dan reliabel agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan, keempat komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” kata Sunarso, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga :   BRI Sudah Salurkan 41,12 Persen dari Total Plafon KUR

Sunarso menjelaskan, strategi bisnis mengikuti stimulus pemerintah terbukti berhasil menyelamatkan UMKM pada masa pandemi. Hal tersebut ditunjukkan dari angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp133,74 triliun atau telah turun sebesar Rp115,59 triliun dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi Covid-19 di BRI yang sebesar Rp249,33 triliun. Maka, pihaknya optimistis angka restruk Covid-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi.

Baca Juga :   BRI Terus Berkomitmen Jaga Pertumbuhan untuk Bisnis Berkelanjutan

“Sebagai bank terbesar di Indonesia, kami terus berkomitmen meningkatkan penetrasi kredit di sector UMKM. Hingga akhir Maret 2022, penyaluran kredit kami tercatat mencapai Rp1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional sebesar 6,65 persen. Sehingga penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif,” bebernya.

Dia menambahkan, sejalan dengan pemulihan UMKM, kinerja keuangannya pada kuartal I/2022 pun turut terdongkrak. Tercatat, laba bersih konsolidasian senilai Rp12,22 triliun atau tumbuh sebesar 78,13 persen yoy. Sementara untuk aset, pada akhir kuartal I/2022 tercatat sebesar Rp1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99 persen yoy.

Baca Juga :   BRI Siapkan Layanan Penukaran Uang Selama Ramadhan

“Maka, ecara umum portofolio kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 9,24 persen yoy, dari Rp826,85 triliun pada akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun pada Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen. Kami menargetkan proporsi kredit UMKM tersebut akan terus didorong tumbuh hingga 85 persen pada tahun 2024,” tutupnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO