PLN Butuh Dana Rp7.511 Triliun Garap Proyek Transisi Energi

JagatBisnis.com – PT PLN (Persero) membutuhkan dana USD500 miliar atau setara Rp7.511 triliun untuk bisa menjalankan proyek transisi energi. Dana sebesar itu sebagai dana dukungan untuk pembiayaan berbunga rendah, kerangka kebijakan, dan kolaborasi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya menyadari transisi energi akan berdampak langsung pada penurunan emisi global. Namun demikian investasi yang dibutuhkan juga cukup besar. Sehingga upayanya dalam menurunkan emisi perlu mendapat dukungan.

“Apalagi, kami telah menunjukkan komitmen dalam mencapai target Carbon Neutral 2060 dengan berbagai program. Saat ini, kami telah menjalankan transisi energi dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT),” kata Darmawan, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga :   Wujudkan Sustainability Ambitions, Amatil Indonesia Bicara Energi Terbarukan

Dia menjelaskan, secara bertahap pihaknya juga mempensiunkan dini pembangkit berbasis batu bara. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, pihaknya juga akan membangun pembangkit EBT sebesar sekitar 51,6 persen dari target penambahan pembangkit baru.

Baca Juga :   PLN Hadirkan ALMA di Pelabuhan Balong Sabang

“Kami sadar ini semua belum cukup. Karena kami tidak bisa melakukan semua itu sendiri. Karena itu, jalan keluarnya adalah dengan kolaborasi bersama,” ujar Darmawan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menjelaskan dalam menjalankan transisi energi Indonesia PLN sebagai pemain utama. Berbagai upaya penurunan emisi karbon dilakukan PLN, mulai dari penurunan emisi dari sektor pembangkit listrik, hingga mendorong masyarakat terlibat aktif menggunakan energi berbasis listrik dalam kehidupan sehari hari. Langkah ini dilakukan agar menekan ketergantungan pada energi berbasis fosil.

Baca Juga :   PLN Gencarkan Transisi Menuju Energi Bersih

“PLN merupakan salah satu pemain kunci dalam transisi energi. Makanya, PLN perlu dukungan kolaborasi semua pihak agar program transisi energi yang dicanangkan bisa berjalan dengan baik. Apalagi, pemerintah sangat terbuka atas skema kerja sama energi bersih untuk mencapai target pengurangan emisi global,” tutup Luky. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO