JagatBisnis.com – Pandemi COVID-19 masih terus berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pertambahan kasus, bahkan masih terus ditemukan berbagai subvarian baru yang memiliki karakteristiknya tersendiri.
Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan jika sebelumnya India menjadi negara yang pertama kali melaporkan varian Delta, kini India kembali melaporkan subvarian baru BA.2.75. Subvarian ini disebut “Centaurus” oleh sebagian pihak.
“India kita kenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta yang kemudian nyaris meluluh lantakkan dunia kesehatan. Kini India kembali melaporkan subvarian baru, yaitu BA.2.75 yang oleh sebagian pihak disebut sebagai “Centaurus”, tentu belum nama resmi,” Ungkap Prof Tjandra melalui pesan singkat, Senin (11/7).
Berdasarkan laporan dari badan ilmiah ‘Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG)’, subvarian BA.2 lebih mendominasi di India. Dibandingkan dengan subvarian BA.4 dan BA.5 yang kini mendominasi beberapa negara di dunia.
Discussion about this post