Rusia Mau Kembangkan Nuklir di Indonesia

JagatBisnis.com –  Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kajian terhadap rencana Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan membangun tenaga nuklir di Indonesia. Presiden Rusia menyampaikan ketertarikan perusahaan dari negaranya untuk mengembangkan industri setrum nuklir di Indonesia usai dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Karena perusahaan energi Rusia bernama Rosatom State Coorporation memiliki pengalaman, kompetensi, hingga teknologi bersedia terlibat dalam proyek bersama pengembangan industri energi nuklir di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku sedang membahas tawaran tersebut agar masuk dalam bauran energi Indonesia. Maka, pemerintah segera mengambil keputusan mengenai tawaran pengembangan nuklir yang diajukan Putin. Namun, Pemerintah Indonesia punya ambisi beralih ke energi bersih. Salah satu target yang dicanangkan adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan total kapasitas 35 gigawatt pada 2060.

“Meski demikian, baru ada tiga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) hingga saat ini. Ketiga PLTN itu adalah Reaktor TRIGA 2000 di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor GA. Siwabessy di Serpong. Kini, total kapasitas tiga reaktor itu sekitar 32 megawatt dan ketiga PLTN itu pun lebih banyak ditujukan untuk kepentingan riset,” katanya di Jakarta, Senin (4/7/2022).

Baca Juga :   Jika Lanjutkan Agresi ke Ukraina, Uni Eropa Bakal Sanksi Berat untuk Rusia

Di tempat terpisah Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai tawaran kerja sama pengembangan industri nuklir dari Rusia layak diterima oleh Indonesia. Karena dari pengalaman, kompetensi dan keandalan teknologi yang dimiliki oleh Rosatom, tawaran Putin untuk mengembangkan PLTN di Indonesia layak diterima. PLTN adalah pembangkit listrik daya thermal yang menggunakan reaktor nuklir dengan uranium sebagai bahan utama untuk menghasilkan listrik. PLTN termasuk energi bersih yang dapat melengkapi bauran energi baru terbarukan pembangkit listrik di Indonesia.

Baca Juga :   NATO: Ukraina Bisa Menang Melawan Rusia

“ PLTN sekaligus dapat mengatasi kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang tidak dapat memasok listrik secara penuh sepanjang waktu, karena sifatnya intermittent yang tergantung cahaya matahari dan hembusan angin. Untuk itu, sebelum kerja sama Indonesia dan Rusia direalisasikan, pemerintah, parlemen, dan Dewan Energi Nasional (DEN) harus mengubah Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang selama ini menempatkan energi nuklir sebagai alternatif terakhir. KEN itu harus diubah menjadikan PLTN sebagai energi prioritas,” tutup Fahmy. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO