Korban Ledakan di Mal Ukraina Bertambah Jadi 18 Orang

Ilustrasi

JagatBisnis.com –   Korban ledakan akibat serangan rudal pada sebuah mal di Kremenchuk, Ukraina, masih terus bertambah. Pihak berwenang mengatakan, setidaknya 18 tewas dan 36 hilang akibat serangan Rusia ini.

Petugas pemadam kebakaran pada Selasa (28/6) masih menelusuri puing-puing pusat perbelanjaan Ukraina tersebut. Peristiwa ini pun masih mendatangkan kecaman dari banyak pihak, terlebih seorang gubernur regional melaporkan ada “serangan musuh” lainnya lebih jauh ke timur.

Kerabat korban yang hilang di Kremenchuk berbaris di sebuah hotel di seberang jalan dari reruntuhan pusat perbelanjaan, petugas penyelamat juga telah mendirikan sebuah posko. Orang dewasa dan anak-anak, beberapa menangis, menyalakan lilin dan meletakkan bunga sebagai penghormatan kepada korban tewas.

Kedua serangan terbaru Rusia, di pusat kota Kremenchuk dan di wilayah Dnipropetrovsk, jauh dari garis depan mana pun. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan di mal Ukraina sebagai “kejahatan perang”.

Baca Juga :   Jokowi Undang Presiden Ukraina ke KTT G20 di Bali

Ukraina mengatakan, Moskow telah membunuh warga sipil dengan sengaja di Kremenchuk. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia sengaja menargetkan warga sipil dalam “salah satu serangan teroris paling menantang dalam sejarah Eropa”.

Rusia mengatakan berniat menyerang depot senjata dekat mal dan mengeklaim telah keliru mengira mal itu kosong. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan misilnya mengenai gudang senjata terdekat yang menyimpan senjata Barat, yang meledak, menyebabkan kobaran api yang menyebar ke mal terdekat.

Hal itu dibantah oleh kerabat korban tewas dan hilang, serta puluhan korban selamat yang terluka seperti Ludmyla Mykhailets (43) yang sedang berbelanja di mal bersama suaminya ketika ledakan itu melemparnya ke udara.

Baca Juga :   Presiden Ukraina Sebut Tindakan Rusia Bukti Bahwa Sanksi Tak Cukup

“Saya terbang dengan kepala lebih dulu dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat runtuh,” katanya di rumah sakit tempat dia dirawat, dikutip dari Reuters.

Sementara, Gubernur Dnipropetrovsk mengatakan, petugas penyelamat sedang mencari orang-orang di bawah reruntuhan di kota utama kawasan itu, Dnipro.

Pejabat Dnipro, Valentyn Reznychenko, mengatakan Rusia menembakkan enam rudal, tiga di antaranya ditembak jatuh. Serangan ini menghancurkan infrastruktur perkeretaapian dan sebuah perusahaan industri. Sebuah perusahaan jasa juga terbakar.

“Serangan massal musuh di wilayah Dnipropetrovsk. Enam misil!!!” tulisnya di aplikasi Telegram.

Reuters tidak dapat memverifikasi akun gubernur secara independen. Adapun Kementerian Pertahanan Rusia belum membalas email saat dimintai komentar.

“Tujuan Rusia adalah agar sebanyak mungkin orang Ukraina menutup mata mereka selamanya, agar sisanya berhenti melawan dan tunduk pada perbudakan,” kata Andriy Yermak, kepala staf kepresidenan Ukraina di Twitter.

Baca Juga :   AS Minta Warganya di Rusia Evakuasi Mandiri

Di satu sisi, pihak Kiev mengatakan, tidak ada sasaran militer di daerah itu.

Pada pertemuan puncak di Jerman, para pemimpin negara-negara demokrasi industri G7 mengumumkan rencana pembatasan harga minyak Rusia. Ini bertujuan untuk membuat Rusia kekurangan sumber daya untuk perang tanpa memperburuk krisis ekonomi global. Para pemimpin G7 mengatakan serangan di mal itu “keji”.

“Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Upaya lainnya akan dibahas pihak lainnya pada pertemuan puncak NATO di Spanyol. Aliansi militer Barat diperkirakan akan mengumumkan, ratusan ribu tentara akan dipindahkan ke keadaan siaga yang lebih tinggi dan dilakukan perombakan kerangka strategis untuk menyikapi Moskow sebagai musuh. (pia)

MIXADVERT JASAPRO