Kembang Kempis, 60 Perusahaan Kelapa Sawit Terpaksa Tutup

Ilustrasi Kelapa Sawit

JagatBisnis.com –  Saat ini, bisnis kelapa sawit kembang-kempis meski harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dunia, sedang bagus. Sekitar 60 perusahaan kelapa sawit (PKS) tutup.

Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung mengatakan, sebanyak 1.118 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi, sebanyak 60 diantaranya sudah tutup dan 114 PKS buka-tutup. “Maksudnya, PKS-PKS ini mengurangi volume pembelian TBS (sawit) dari petani untuk memperlambat penuhnya tangki timbun mereka,” kata Gulat, Jakarta, Senin (27/6/2022).

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, ekspor minyak sawit April 2022 hanya 2,018 juta ton. Lebih rendah ketimbang ekspor April 2021, mencapai 2,636 juta ton.

Penyebabnya lantaran pemerintah sedang berupaya menambah pasokan minyak goreng dalam negeri yang harganya hingga sampai bulan April belum seperti yang diharapkan.

Baca Juga :   Industri Sawit Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Diberlakukannya larangan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan dua turunan lainnya sejak 28 April 2022, membikin volume ekspor di bulan itu menjadi lebih rendah.

Adapun dominasi ekspor antara lain; olahan CPO sebanyak 6,566 juta ton dan oleokimia 1,276 juta ton. Sementara CPO sendiri hanya 204 ribu ton dan olahan CPKO 309 ribu ton.

Terkait harga CPO, juga terjadi penurunan. Pada bulan April, Cif Rotterdam mencatat angka US$1.719 perton. Sementara di bulan sebelumnya masih di angka US$1.813. Nilai ekspor juga turun dari USD3,513 miliar pada bulan Maret menjadi US$3,435 miliar pada bulan April.

Baca Juga :   CPO Indonesia Sumbang 40 Persen Minyak Nabati Dunia

Kalau ekspor ke Pakistan, USA, China dan India terjadi penurunan, ekspor ke Belanda, Rusia dan Bangladesh justru mengalami kenaikan.

Di dalam negeri, konsumsi naik menjadi 1,751 juta ton ketimbang bulan Maret yang hanya 1,507 juta ton. Yang paling banyak kenaikan itu ada pada industri pangan. Dari 635 ribu ton pada bulan Maret menjadi 812 ribu ton pada bulan April.

Produk biodiesel juga naik dari 1,507 juta ton pada bulan Maret menjadi 1,751 juta ton pada bulan April. “CPO mengalami kenaikan produksi sebesar 100 ribu ton, dari 3,782 juta ton pada bulan Maret menjadi 3,882 juta ton pada bulan April. PKO juga naik dari 368 ribu ton menjadi 373 ribu ton. Kenaikan produksi ini disebabkan oleh cuaca yang bagus dan faktor musiman,” kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono. .

Baca Juga :   Jokowi: Krisis Energi di Dunia Bikin Senang Daerah Penghasil Sawit dan Batu Bara

Oleh kondisi produksi, konsumsi dan ekspor yang seperti itu, GAPKI memperkirakan bahwa stok minyak sawit pada April 2022 mencapai 6,103 juta ton. Angka ini naik dari 5,683 juta ton pada bulan sebelumnya.

Kenaikan stok ini perlu diwaspadai demi mencegah penuhnya tangki akibat larangan ekspor. Sebab kalau penuh, PKS akan berhenti beroperasi.

“Kami terus memantau perkembangan PKS dan tanki timbun anggota GAPKI. Data detilnya sedang kita monitor bersama cabang dan juga dinas perkebunan,” ujar Mukti. (pia)

MIXADVERT JASAPRO