JagatBisnis.com – Penelitian terbaru South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) mendapati prevalensi anak stunted dan anemia, khususnya di antara anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia, masih tinggi. Sebagian anak Indonesia yang menjadi bagian dari penelitian mengenai status gizi, asupan gizi, perilaku dan gaya hidup di empat negara Asia (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) tersebut juga masih belum terpenuhinya rata-rata asupan vitamin dan mineral yang direkomendasikan untuk tumbuh kembang yang sehat. Situasi ini menuntut perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan akses yang lebih besar terhadap gizi yang lebih baik, yang dibutuhkan anak-anak Indonesia mencapai tumbuh kembang yang optimal dengan pendekatan pada perilaku dan gaya hidup sehat juga aktif.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, (K), Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia mengatakan, Data temuan yang dihasilkan dari SEANUTS II dapat menjadi acuan tenaga medis, pemerintah, bahkan orang tua, untuk menanggulangi masalah malnutrisi di Indonesia. “Studi ini menunjukkan bahwa permasalahan stunted atau perawakan pendek, anemia, asupan makanan, aktivitas fisik anak dan kebugaran jasmani terkait kesehatan, perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Saatnya meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan makanan yang bisa memberikan asupan gizi yang seimbang, agar anak meningkatkan akses kepada sumber gizi yang sehat dan tumbuh kembangnya berlangsung dengan optimal.” tuturnya, saat Media Lunch, Selasa,21 Juni 2022 di Jakarta.
SEANUTS II merupakan lanjutan dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS I), yang dipublikasikan pada tahun 2013. Penelitian skala besar ini dilakukan oleh FrieslandCampina, dalam rentang waktu antara 2019 dan 2021, bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. SEANUTS II melibatkan hampir 14.000 anak, antara usia enam bulan hingga 12 tahun, khusus menyoroti ‘triple burden of malnutrition’, yang terdiri dari kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan/obesitas. Ketiga masalah ini seringkali terjadi berdampingan di suatu negara dan bahkan bisa terjadi dalam satu rumah tangga. Stunting, adalah salah satu bentuk dari kekurangan gizi di Indonesia masih menjadi isu yang perlu diperhatikan.
Discussion about this post