Usai Jalankan Uji Massal COVID-19, Sampah Limbah Medis di China Menggunung

Seorang petugas kebersihan menggunakan alat pelindung diri (APD) membuang sampah di luar hotel karantina selama pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Hong Kong, China

JagatBisnis.com –  Limbah medis menyesaki tempat-tempat sampah seiring petugas menjalankan uji massal corona, terhadap jutaan orang setiap harinya di China. Strategi nol-COVID negara tersebutmemicu imbas lingkungan dan ekonomi.

China adalah negara kekuatan ekonomi utama terakhir yang bersikeras membasmi infeksi corona, tanpa peduli akan biayanya.

Kota-kota dari Beijing hingga Shanghai beralih fungsi menjadi rumah bagi deretan kios tes corona, sedangkan pihak berwenang memerintahkan ratusan juta orang untuk swab setiap dua atau tiga hari.

Baca Juga :   Selain Rusia, China juga Siap Bantu Kazakhstan

Negara itu mempersenjatai diri dengan pengujian harian dan karantina paksa meski hanya mendeteksi sejumlah kasus.

Pengujian massal tersebut akan terus berlaku. Otoritas China menyatakan bahwa strategi mereka telah membantu menghindari bencana kesehatan masyarakat.

Namun, para ahli telah mengkritik pendekatan demikian. Menurut mereka, pengujian massal telah menciptakan lautan limbah berbahaya.

“Jumlah limbah medis yang dihasilkan secara rutin berada pada skala yang tidak pernah tercatat sebelumnya dalam sejarah manusia,” ungkap pakar studi lingkungan di New York University Shanghai, Yifei Li, dikutip dari AFP, Senin (20/6/2022).

Baca Juga :   Hari Ini Umat Islam di China Rayakan Idul Fitri

“Masalahnya sudah menjadi luar biasa, dan akan terus bertambah besar,” sambung dia.
Beijing memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam isu lingkungan dengan menindak polusi udara dan air.

Pemerintah juga menetapkan ambisi untuk mencapai netralitas karbon pada 2060. Para ahli memperingatkan, target itu tidak mungkin dipertahankan, mengingat investasi batu bara saat ini.

Baca Juga :   Microsoft Setop Layanan LinkedIn di China

Kini, pengujian massal menghadirkan tantangan sampah baru. China mencatat puluhan kasus infeksi corona setiap harinya secara nasional. Setiap kasus positif itu menyebabkan jejak bekas alat tes, masker wajah, dan alat pelindung diri.

Bila tidak dibuang dengan benar, limbah biomedis dapat mencemari tanah dan saluran air, sehingga menimbulkan ancaman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. (pia)

MIXADVERT JASAPRO