2 Desa di Lembata Alami Krisis Air Bersih

JagatBisnis.com –  Sejumlah warga yang kini menetap di lokasi perumahan relokasi Tanah Merah dan Waisesa mengalami krisis air bersih.

Mereka mengaku, air bersih yang selama ini mereka gunakan tidak steril sebab berasal dari sumur bor.

Hal itu disampaikan langsung oleh Longginus Laga, warga desa Lamawolo ketika ditemui media di lokasi perumahan relokasi Tanah Merah, Selasa (14/6).

“Kami rasa tidak sehat dengan air ini, zat kapurnya tinggi sekali,” ungkap Longginus.
Dia menuturkan, sejak menempati rumah bantuan pemerintah pusat itu, masalah air bersih masih menjadi momok bagi warga Lamawolo di Tanah Merah.

Betapa tidak, air yang berasal dari sumur bor itu terkandung banyak sekali zat kapur dan tidak layak dikonsumsi.

Baca Juga :   15 Tahun Mendatang, Ternate Diprediksi Krisis Air Bersih

Selama ini, air sumur itu hanya bisa mereka gunakan untuk urusan mandi dan mencuci, sementara memasak dan minum mereka terpaksa menggunakan air galon yang dibeli dari depot pengisian.

“Ada 151 rumah disini yang selama ini menderita air bersih,” ujarnya.

Warga dusun II Desa Lamawolo ini bahkan meminta pemerintah daerah kabupaten Lembata untuk memasukan air bersih PDAM ke lokasi perumahan Tanah Merah.

Sebab, semua rumah di Tanah Merah yang saat ini di huni penduduk Desa Lamawolo dan Waimatan sudah mempunyai meteran air. Dari meteran tersebut, pemerintah hanya melakukan instalasi pipa agar air bisa dialirkan.

“Dari pada meteran ini untuk sumur bor yang tidak steril begini mendingan PDAM saja to,” terangnya.

Baca Juga :   15 Tahun Mendatang, Ternate Diprediksi Krisis Air Bersih

Kepala Desa Waimatan, Mus Betekeneng juga merasakan hal yang sama. Dia mengakui, masalah ini sudah dirasakan sejak pertama mereka tinggal di lokasi relokasi Tanah Merah.

“Tidak layak konsumsi karena zat kapurnya banyak sekali,” katanya ketika dikonfirmasi, Selasa (14/6).

Selaku pemerintah desa, dirinya meminta agar pemerintah kabupaten untuk menyalurkan air bersih PDAM masuk ke dua desa yakni Lamawolo dan Waimatan. Pasalnya, air yang berasal dari sumur bor itu dinilai tidak sesuai standar kesehatan.

“Nanti kami pemerintah dua desa akan bertemu pemerintah kabupaten untuk sampaikan niat ini,” katanya.

Walau belum ada warga yang menderita sakit akibat mengkonsumsi air sumur bor namum dirinya selalu memberi peringatan agar setiap rumah tangga di perumahan bisa gunakan air bersih lainnya.

Baca Juga :   15 Tahun Mendatang, Ternate Diprediksi Krisis Air Bersih

Asal tahu saja, ada tiga lokasi relokasi perumahan yang dibangun pemerintah pusat yakni, lokasi Waisesa, Podu dan Tanah Merah.

Semua warga yang tinggal di tiga lokasi perumahan ini setiap hari menggunakan air dari sumur bor yang dibangun oleh PT Adhi Karya. Air tersebut dipakai untuk kebutuhan mandi, cuci bahkan ada yang rutin untuk dikonsumsi.

Tidak ada pilihan lain selain menggunakan sumur bor sebab pasca dilanda bencana badai seroja, semua harta benda milik warga di tiga lokasi perumahan itu lenyap, dan sampai sekarang banyak diantara warga kehilangan mata pencaharian. Kondisi ini yang membuat situasi ekonomi semakin parah. (pia)

MIXADVERT JASAPRO