Pasar Hewan di Gunungkidul Dibuka Kembali

JagatBisnis.com – Pasar hewan di wilayah kabupaten Gunungkidul kembali dibuka setelah sempat ditutup selama dua pekan oleh pemerintah setempat. Aktivitas perdagangan di pasar-pasar hewan kembali marak meskipun belum normal.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Gunungkidul, Retno Widiastuti menuturkan seperti kesepakatan sebelumnya pihaknya hanya akan menutup pasar hewan di Gunungkidul sampai tanggal 12 Juli 2022. Sehingga mulai Minggu kemarin pihaknya mulai membuka pasar hewan kembali.

“Kemarin Pasar Siyonoharjo sudah dibuka kembali. Dan sekarang pasar Munggi, Semanu,” ujar dia, Senin (13/6/2022).

Baca Juga :   Pemprov DKI Lepas 865 Petugas Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban

Mulai Minggu (12/6/2022) kemarin pasar hewan di kabupaten Gunungkidul mulai dibuka kembali. Hari minggu kemarin pasar hewan terbesar di Gunungkidul Siyonoharjo kembali ramai dikunjungi oleh pedagang dan pembeli hewan.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK pihaknya sangat selektif. Mereka memeriksa semua hewan yang akan masuk ke pasar hewan.

“Kami perlakukan pemeriksaan dengan sangat ketat. Di pintu masuk kita lakukan pemeriksaan suhu dan fisik luarnya. Jika ada yang diindikasikan tidak sehat, maka kami minta dibawa pulang,”ujar dia di sela pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Munggi Semanu, Senin (13/6/2022).

Baca Juga :   Wabah PMK di Kabupaten Kuningan Melonjak

Hari ini pihaknya melakukan pemeriksaan secara intensif di pasar Munggi. Pihaknya telah meminta para pedagang membawa kembali puluhan hewan ternak yang diindikasikan terjangkit PMK.

Pasalnya hewan yang diindikasikan tersebut berpotensi menyebarkan PMK kepada hewan-hewan yang lain.

Pihaknya berusaha mencegah sedini mungkin penyebaran PMK. Di antaranya mulai dari pasar hewan karena di pasar berpotensi menyebarkan PMK. Di mana interaksi antar hewan dan juga manusia sangat mungkin terjadi.

Baca Juga :   Pemerintah Bentuk Satgas dan Percepat Vaksinasi Bagi Hewan Ternak yang Terdampak PMK

“Jangan sampai terjadi penularan,” tegas dia.

Retno menambahkan sampai hari Minggu kemarin pihaknya mencatat setidaknya ada 250 hewan ternak yang diindikasikan terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). 250 hewan yang terindikasi PMK tersebut tersebar di 13 Kapanewon atau Kecamatan dan di 40 Kelurahan. (pia)

MIXADVERT JASAPRO