Wabah PMK di Kuningan Melonjak

JagatBisnis.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, hingga kini masih belum mereda. Bahkan cenderung makin naik, totalnya sekarang sudah mencapai 697 kasus.

Awal kasus PMK menyerang 13 ekor sapi di Cilebak, Garawangi, dan Kuningan, namun kondisinya sudah sembuh. Kemudian bertambah dengan kasus tinggi di Kecamatan Cigugur, totalnya sudah 684 ekor sapi terjangkit wabah PMK.

Ratusan ekor sapi yang terjangkit paling banyak adalah jenis Sapi Perah. Wilayah Cigugur menjadi kluster penyebaran wabah PMK paling tinggi yang menyerang Sapi Perah.

Baca Juga :   Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Aceh Makin Meluas

Sebab keterjangkitan wabah PMK tersebar di 5 desa yakni Cigugur, Cipari, Cileuleuy, Puncak, dan Gunung Keling. Masing-masing yaitu 456 ekor di Cigugur, Desa Cipari 117 ekor, Desa Cileuleuy 12 ekor, Desa Puncak 88 ekor, dan Desa Gunung Keling 11 ekor sapi.

Jumlah sapi yang sembuh dari wabah PMK total kini mencapai 142 ekor. Adapun kasus kematian akibat wabah PMK sudah menyerang 22 ekor sapi.

Tercatat pada Rabu (8/6/2022), totalnya sudah mencapai 697 kasus PMK. Jumlah ini tersebar di Garawangi, Cilebak, Kuningan, dan Cigugur.

Baca Juga :   14.927 Ekor Hewan Ternak Terpapar PMK di Sumut

Satgas Penanganan PMK Kecamatan Cigugur, Jhon Nais menjelaskan, jumlah sapi yang terjangkit wabah PMK masih berpotensi mengalami penambahan. Sebab penularan virus begitu cepat dan sangat mudah menular.

“Total wabah PMK di wilayah Cigugur sudah mencapai 684 kasus. Tersebar di beberapa titik seperti Cipari, Cigugur, Cileuleuy, Puncak dan Gunung Keling,” sebutnya.

Meski banyak sapi terjangkit PMK, lanjutnya, ada sekira 20 persen di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Total sapi yang sembuh berjumlah 129 ekor, sedangkan kasus kematian ada 22 ekor.

Baca Juga :   Cegah PMK, Distan Perketat Hewan Ternak Masuk ke Batam

“Namun sebagian kasus kematian ini karena dipotong bersyarat, namun ada juga yang tidak sempat tertolong karena kondisi sakitnya sangat berat,” imbuhnya.

Atas kondisi sekarang, pihaknya menekankan, tidak ada mobilisasi untuk pengiriman sapi baik dari dalam maupun ke luar kawasan yang terdapat kasus PMK.

“Setiap kawasan peternakan sapi khususnya yang ditemukan kasus PMK, itu sudah diberlakukan lock down. Tidak boleh ada mobilisasi sapi yang masuk ataupun keluar dari kandang untuk mencegah penularan,” pungkasnya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO