Memasuki Hari ke-100 Invasi, Seperlima Wilayah Ukraina Dikuasai Rusia

JagatBisnis.com – Invasi Moskow ke Kiev telah menyentuh hari ke-100 pada Jumat (3/6). Sejak agresi bermula pada 24 Februari 2022, seperlima wilayah Ukraina telah jatuh ke tangan Rusia.

Pergerakan militer mungkin lebih lamban dari yang diharapkan Rusia. Kendati demikian, pasukannya tetap mendapati kemajuan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkap kepada anggota parlemen Luksemburg pada Kamis (2/6), Rusia telah mengendalikan sekitar 20 persen wilayah Ukraina.

“Sampai hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami berada dalam kendali penjajah. Hampir 125 ribu kilometer persegi,” jelas Zelensky, dikutip dari laman resmi pemerintah Ukraina, Jumat (3/6).

Tonggak mencekam itu menyaksikan pertempuran yang kian berkecamuk seiring Rusia memperkuat cengkeramannya atas wilayah separatis Donbass.

Rusia tak kunjung berhasil mengusir pasukan Ukraina dari Ibu Kota Kiev. Presiden Rusia Vladimir Putin lantas mengalihkan pandangan menuju kawasan timur tersebut.

Baca Juga :   Biden Sambangi Polandia untuk Bahas Invasi Rusia

Perubahan fokus ke timur memicu peringatan bahwa perang akan semakin berlarut-larut. Kepala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, meyakini hal tersebut.

Stoltenberg mengatakan pada Kamis (2/6), Ukraina harus bersiap menghadapi gesekan yang melelahkan. Namun, dia menegaskan, NATO tidak ingin mengalami konfrontasi langsung dengan Rusia.

“Kami hanya harus bersiap untuk jangka panjang,” ujar Stoltenberg, dikutip dari AFP, Jumat (3/6).

Pertempuran jalanan dilaporkan berkecamuk di seluruh Severodonetsk. Kota pusat industri itu terletak di Luhansk. Sebagaimana Donetsk, Luhansk merupakan bagian dari Donbass.

Rusia telah menaklukkan sekitar 80 persen Severodonetsk. Tetapi, para pembela dari Ukraina bersikeras akan tetap mempertahankan area strategis itu. Gubernur Luhansk, Sergiy Gaiday, bersumpah pasukan Ukraina akan berperang hingga titik darah penghabisan.

Baca Juga :   Keadaan Darurat 30 Hari, Ukraina Minta Warganya Tinggalkan Rusia

Pasukan Ukraina masih menahan zona industri kota itu. Pabrik Azot di Severodonetsk menjadi sasaran penembakan bertubi tentara Rusia.

Mereka menembaki salah satu gedung administrasi dan gudang tempat penyimpanan metanol di pabrik tersebut.

Pabrik Azot salah satu pabrik kimia terbesar di Eropa. Zelensky lantas menyebut tindakan pasukan Rusia sebagai kegilaan.

Situasi di sana semakin menyerupai kengerian di Mariupol. Pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan tersebut berubah menjadi benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina. Para tentara yang kelelahan akhirnya menyerah pada akhir Mei lalu.

Bergeser sekitar 20 km dari Severodonetsk, gempuran turut meletus di Sloviansk. Penduduk kota itu mengatakan, mereka mengadang pengeboman terus-menerus oleh pasukan Rusia.

“Sangat sulit di sini,” kata paramedis berusia 24 tahun, Ekaterina Perednenko.

Baca Juga :   Rusia Gunakan Drone Iran Lawan Drone Ukraina Ciptaan Turki

“Penembakan ada di mana-mana, menakutkan. Tidak ada air, listrik, atau gas,” lanjutnya.

Mengalihkan pandangan ke selatan, terdapat penembakan pula yang menghantam Mykolaiv. Serangan Rusia menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai beberapa lainnya di kota itu pada Kamis (2/6).

Gempuran yang tak kunjung mereda mendesak seruan dari pasukan Ukraina. Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi, memohon bantuan persenjataan modern kepada dunia.

“Musuh memiliki keunggulan dalam artileri,” ujar Zaluzhnyi.

“[Bantuan] ini akan menyelamatkan nyawa orang-orang kita,” tambahnya.

Negara-negara Barat telah menjawab seruan itu. Mereka menyalurkan senjata dan perlengkapan militer ke Ukraina.

Duta Besar AS untuk Kiev, Bridget Brink, baru dilantik untuk jabatan itu pada Senin (30/5). Setelah menyerahkan surat kepercayaannya kepada Zelensky, dia berjanji akan mengerahkan bantuan. (pia)

MIXADVERT JASAPRO