Terkena Wabah PMK, 12 Sapi di Kota Batu Mati

JagatBisnis.com – Sebanyak 12 ekor sapi mati akibat terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Data ini terbilang hingga 22 Mei 2022 sejak wabah ini pertama kali masuk ke Kota Batu, Jawa Timur, pada awal bulan Mei 2022 lalu.

Diketahui, sapi ternak yang mati ini ada di wilayah Kecamatan Junrejo Kota Batu.
Kapolsek Junrejo, Iptu Anton menyebutkan bahwa dari total populasi sapi di sana yang sebanyak 217 ekor, 173 ekor di antaranya sakit dan 12 ekor di antaranya tewas.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau agar warga tetap tenang. Paling penting adalah warga patuh aturan yang sudah ditetapkan agar cepat menghalau wabah yang sempat merebak pada tahun 1990-an ini.

Baca Juga :   11 Sapi di Kotawaringin Barat Positif PMK

”Kami sudah koordinasikan petugas Bhabinmas agar aktif ke lapangan dan memantau kondisi kesehatan sapi milik warga. Sebaiknya jangan panik. Kami akan terus berikan dukungan moril juga,” kata Anton.

Selain itu, pihak kepolisian juga aktif memantau lalu lintas kendaraan pengangkut hewan di perbatasan masuk Kota Batu. Selama tidak ada keterangan jelas terkait hewan ternak yang diangkut, maka polisi tidak akan mengizinkan kendaraan itu masuk.

Baca Juga :   Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Aceh Makin Meluas

Jika pengendara masih bandel dan kemudian ketahuan, maka sanksi pidana akan menjerat mereka. Ancaman pidana menjual daging sapi yang tidak sehat atau sakit ini sudah diatur dalam UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

”Selain itu juga ada PP No 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan,” tegasnya.

Terpisah, hal ini juga diakui warga bahwa setiap harinya selalu saja ada hewan ternak yang mati. Suwadi, salah satu peternak di sana mengatakan bahwa sudah ada 10 ekor sapi milik warga di sana mati akibat dugaan terserang PMK.

Baca Juga :   Cegah PMK, Pemkot Semarang Siapkan Kandang Khusus Hewan Ternak

”Saya punya tujuh ekor dan sudah ada tiga ekor mati. Di kandang sekarang hanya sisa satu ekor, yang lainnya sudah terjual meski harganya turun sejak akibat PMK ini,” kata Suwadi,

Suwadi berharap pihak berwenang bisa segera mencegah merebaknya virus ini agar kerugian yang dialami petani tidak terlalu besar.

Sejauh ini, sapi perah yang banyak terdapat di sana mengalami penurunan produksi susu.

”Saya harap pemerintah bisa cepat menanggulangi virus ini. Kondisinya sekarang sudah memprihatinkan,” harapnya. (pia)

MIXADVERT JASAPRO