Cacar Monyet Berpotensi Tinggi Masuk ke Indonesia

JagatBisnis.com –  Penyakit cacar monyet dilaporkan sudah menyebar ke berbagai negara di Eropa dan Amerika. Bahkan, penyakit langka ini berpotensi tinggi masuk ke Indonesia. Hal itu karena Indonesia punya penerbangan langsung ke beberapa negara yang melaporkan kasus cacar monyet.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan, potensi cacar monyet masuk dari negara-negara yang melaporkan kasus sangat besar. Selain itu, hewan membawa virus pun ada di Indonesia. Artinya, potensi penyakit cacar monyet ditemukan di Indonesia semakin besar kemungkinannyann.

“Jadi, kalau ditanya apakah Indonesia berpotensi melaporkan kasus cacar monyet, bisa saya jawab sangat tinggi potensinya. Terlebih, masa inkubasi penyakit ini yang cenderung lama yaitu 3 minggu sehingga potensi seseorang membawa virus tanpa disadari pun semakin besar,” kata Dicky, Senin (23/5/2022).

Baca Juga :   Negara Ini yang Pertama Wajibkan Pasien Cacar Monyet Karantina 21 Hari

Dengan risiko tersebut, Dicky meminta pemerintah agar memperkuat deteksi dini di pintu masuk negara yang melaporkan kasus cacar monyet atau negara endemi virus cacar monyet. Deteksi dini ini bisa berupa pengecekan suhu dan gejala lainnya, serta kalau memungkinkan pengecekan vaksin smallpox yang mana hampir seluruh dunia sudah memilikinya.

Baca Juga :   Amankah Orang yang Sudah Divaksin dari Cacar Monyet?

“Jadi, saat di pintu masuk, orang dari negara yang melaporkan kasus monkeypox atau cacar monyet bisa ditanya apakah sudah menerima vaksin smallpox atau belum,” tambahnya.

Dicky berharap agar aplikasi PeduliLindungi semakin berkembang dengan menyajikan data soal vaksin smallpox. Ini agar memastikan data apakah individu sudah menerima vaksin cacar atau belum. Karena data yang ada sejauh ini mengungkapkan vaksin smallpox atau vaksin cacar cukup efektif menghalau cacar monyet. Dengan begitu, data vaksin smallpox diperlukan untuk bisa ditambahkan di PeduliLindungi.

Baca Juga :   Cacar Monyet Dipastikan Tidak Akan Jadi Pandemi

“Selain itu, masyarakat diimbau menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Kebiasaan yang sudah dibentuk karena pandemi Covid-19 seharusnya terus dijalankan karena itu bermanfaat untuk semua penyakit menular. Tetap memakai masker, jaga jarak, jauhi kerumunan, tidak sharing alat makan atau makanan dan minuman, dan menjauhi orang yang sakit adalah kebiasaan yang sudah terlatih sejak pandemi dan itu harus dipertahankan,” tutup Dicky. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO