Kekurangan Pasokan Obat, Korea Utara Darurat COVID-19

JagatBisnis.com – Korea Utara (Korut) melaporkan pasokan obat-obatan yang menipis seiring negara itu dihantam wabah COVID-19 pada Senin (16/5).

Diketahui Korut merupakan salah satu negara dengan sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia. Korut tidak memiliki program vaksinasi maupun kapasitas pengujian massal.

Pasokan obat-obatan pun dikabarkan sedang terseok-seok. Kekurangan pasokan medis disebut terjadi akibat apotek yang gagal mengindahkan perintah beroperasi selama 24 jam.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, lantas memerintahkan militernya agar menyelesaikan permasalahan pasokan tersebut. Kendati demikian, obat-obatan masih belum disuplai ke fasilitas-fasilitas medis.

Baca Juga :   10 Provinsi di Indonesia dengan Kasus Aktif COVID-19 Tertinggi

“[Militer Korut diperintahkan] segera menstabilkan pasokan obat-obatan di Kota Pyongyang dengan melibatkan kekuatan kuat bidang medis militer Tentara Rakyat,” lapor media pemerintah Korut, KCNA, dikutip dari AFP, Senin (16/5).

“Perintah belum dilakukan dengan benar dan obat-obatan belum dipasok dengan benar ke apotek,” lanjut KCNA.

Baca Juga :   Menkes Budi Sebut Bagi yang Sudah Booster Bisa Jalan-jalan

Kim telah mengakui, wabah itu memicu pergolakan hebat. Namun, pemerintah tidak menyebut virus corona dalam laporannya. Para pejabat bidang kesehatan juga tidak mengakui adanya krisis pasokan obat-obatan.

“Pejabat Kabinet dan sektor kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab atas pasokan belum menyingsingkan lengan baju mereka, tidak mengakui krisis saat ini tetapi hanya berbicara tentang semangat melayani rakyat dengan setia,” tambah KCNA.

Tanpa menyinggung corona, KCNA hanya mengungkap adanya 1.213.550 kasus demam. Hingga 564.860 di antaranya tengah menjalani perawatan medis.

Baca Juga :   Ada Delapan Rest Area Pemeriksaan Rapid Tes Antigen, Catat Lokasinya

Sementara itu, 50 orang dilaporkan meninggal usai mendapati gejala demam. Korut melaporkan delapan kematian baru pada Senin (16/5).

Korut telah mempertahankan kebijakan yang kaku sejak awal pandemi. Negara itu menutup rapat perbatasan dan menolak tawaran vaksin. Akibat pendekatan itu, para ahli mengatakan, wabah Omicron akan segera menyebar di wilayah tersebut.(pia)

MIXADVERT JASAPRO