Saat Menlu Rusia Pidato di PBB, Ratusan Diplomat Walk Out

JagatBisnis.com –  Perwakilan pejabat Uni Eropa dan sekutu melakukan aksi walk out saat Menlu Rusia Sergei Lavrov memberikan pidato. Para diplomat tengah menghadiri sesi ke-49 Dewan HAM PBB di Jenewa pada Selasa (1/3/2022).

Lavrov sendiri tidak menghadiri pertemuan secara langsung. Sebab, ia menilai penjatuhan sanksi oleh Uni Eropa sebagai tindakan keterlaluan. Pasalnya, Eropa menutup wilayah udaranya dari pesawat Rusia.

Rekaman pidato Lavrov lantas diputar. Namun, lebih dari 100 diplomat segera melangkah keluar sebelum suara Lavrov mengisi ruangan. Aksi tersebut merupakan bentuk protes mereka terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Para diplomat itu berasal dari sekitar 40 negara berbeda, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan sejumlah sekutu Uni Eropa.
Usai mereka meninggalkan ruangan, hanya beberapa diplomat yang tersisa. Dubes Rusia untuk PBB di Jenewa, Gennady Gatilov, Salah satunya. Ia merupakan mantan wakil Lavrov.

Baca Juga :   Ingin Perang dengan Ukraina, Ini Bantahan Pemerintah Rusia

Utusan dari Suriah, Cina, dan Venezuela turut tinggal di ruangan.
Dubes Ukraina, Yevheniia Filipenko, mengungkap rasa terima kasih kepada utusan yang mengikuti aksi tersebut. Filipenko sendiri yang memimpin protes itu.

“Terima kasih banyak atas dukungan yang luar biasa ini kepada orang-orang Ukraina yang berjuang untuk kemerdekaan mereka,” katanya kepada para diplomat yang berkumpul di sekitar bendera Ukraina di luar ruangan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera

Dalam ruangan yang sepi itu, pidato Lavrov terus diputar. Lavrov membenarkan serangan Rusia ke Ukraina. Ia bahkan menuduh, Kiev melakukan pelanggaran HAM terhadap kelompok minoritas Rusia.

Baca Juga :   Membelot ke Pihak Rusia, Mantan Pejabat Ukraina Ditembak Mati

Tudingan ia layangkan pula terhadap UE. Menurut Lavrov, UE terlibat dalam diskriminasi terhadap orang Rusia. Sebab, UE memasok senjata ke Ukraina selama invasi Moskow sejak Kamis (24/2/2022) lalu.

Lavrov tidak menggunakan istilah ‘invasi’, tetapi mengatakan serangan Rusia merupakan ‘operasi militer khusus’. Ia kembali mengutip ucapan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa operasi itu bertujuan untuk mengusir kelompok neo-Nazi yang berkuasa di Ukraina.

Dubes Inggris untuk Ukraina, Melinda Simmons, turut mengecam pernyataan Rusia. Ia menyebut dalih Putin sebagai ‘kekosongan yang memuakkan’ untuk membenarkan invasi ke Ukraina.

“Sebuah rudal Rusia menghantam taman memorial Babyn Yar di Kiev di mana ribuan orang Yahudi dibunuh oleh Nazi. Jika ada orang yang membeli tujuan ‘denazifikasi’ Putin, inilah bukti nyata dari kekosongan yang memuakkan itu,” tulis Simmons yang membagikan gambar ledakan yang menghantam Kiev dalam sebuah unggahan di Twitter.

Baca Juga :   Paus Fransiskus Kritik Rusia

Para diplomat yang mengikuti aksi walk out turut menyinggung propaganda denazifikasi itu. Mereka menekankan, Dewan HAM tak akan disalahgunakan sebagai wadah untuk menyebar berita palsu. Menlu Kanada Melanie Joly menegaskan, mereka ingin menunjukkan solidaritas yang kuat untuk Ukraina.

“Klaim aneh Menteri Luar Negeri Lavrov harus diungkap apa adanya: distorsi sinis dari fakta,” kata Dubes Jerman Katharina Stasch.

“Setiap invasi merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Penting bahwa Dewan Hak Asasi Manusia menunjukkan dengan pemogokan ini bahwa mereka bersatu dengan Ukraina dan dengan rakyat Ukraina,” tambah Dubes Prancis Jerome Bonnafont. (pia)

MIXADVERT JASAPRO