Dahlan Iskan: Cangkok Hati, Bikin Saya Panjang Umur

Dahlan Iskan

JagatBisnis.com – Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi salah satu penyintas kanker hati. Sejak melakukan pengobatan transplantasi atau cangkok hati di Tianjin First Center Hospitan, China pada 6 Agustus 2007, nyatanya dapat bertahan hingga usianya kini menginjak 70 tahun. Padahal, awalnya divonis bisa bertahan hidup hanya 6 bulan.

“Sejak cangkok hati pada 17 tahun lalu, hingga kini saya masih hidup dengan usia sudah 70 tahun,” kata Dahlan Iskan pada webinar “From Heart to Heart: Dukungan untuk Pejuang Kanker Hati dan Kanker Tiroid”, belum lama ini.

Dia mengaku tak memiliki gejala yang khas dan tidak ada keluhan aneh, sebelum akhirnya dokter memvonis kanker hati. Dirinya menderita kanker hati, ketika suatu hari mengalami demam tinggi dan muntah darah dalam volume yang cukup banyak.

Baca Juga :   Pernah Dipalak DPR untuk THR, Begini Cerita Dahlan Iskan

“Saat memeriksakan diri ke dokter, saya didiagnosis menderita hepatitis B kronis dengan sirosis hati. Karena sudah mulai muncul benjolan di organ hati yang kemudian diketahui merupakan sel-sel kanker. Sedihnya waktu itu,tim dokter memvonis usianya tinggal 6 bulan lagi,” bebernya.

Baca Juga :   Pernah Dipalak DPR untuk THR, Begini Cerita Dahlan Iskan

Sementara itu, Ketua dan Founder dari Yayasan Sahabat Hati Indonesia, Rino Alvani Gani, menjelaskan penyakit hati di Indonesia termasuk permasalahan masyarakat yang besar. Beberapa penyakit hati termasuk dalam penyakit katastropik pada BPJS Kesehatan. Sehingga memerlukan pembiayaan kesehatan yang besar.

“Sayangnya’ kesadaran masyarakat tentang penyakit hati masih rendah sehingga pasien dengan penyakit hati yang datang berobat di pusat kesehatan sudah dalam keadaan lanjut. Apalagi, saat ini masih sangat sedikit organisasi kemasyarakatan yang berorientasi pada penyakit hati di masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga :   Pernah Dipalak DPR untuk THR, Begini Cerita Dahlan Iskan

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya berupaya mengedukasi sebanyak 80 persen lebih kasus hepatitis tidak bergejala, seperti yang dirasakan Dahlan Iskan. Sehingga seringkali pasien datang dalam kondisi yang sudah terlambat.

“Sebaiknya, individu yang merasa pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B dan C tentu harus melakukan pemeriksaan secara berkala, biasanya 6 bulan atau 1 tahun sekali. Pemeriksaan awal pun cukup mudah, yakni dengan tes SGOT dan SGPT (indikator sensitif dari kerusakan hati),” tutupnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO