Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Omicron

JagatBisnis.com – Sejak varian Omicron terkonfirmasi masuk Indonesia pada Desember 2021, jumlah kasus positif COVID-19 terus melonjak. Bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan kalau Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi.

Dilansir laman CDC (Centers for Disease Control and Prevention) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, varian Omicron lebih mudah menyebar dibanding varian sebelumnya. Tetapi belum dijelaskan perbandingannya dengan varian sebelumnya yakni Delta.

Untuk mencegah penyebarannya, CDC memberikan saran penggunaan masker yang lebih efektif. Pasalnya, memakai masker dengan tepat dapat memberi perlindungan maksimal dari partikel dan droplet yang ada di udara, termasuk yang mengandung virus COVID-19. Karena itu, penting memilih dan menggunakan masker dengan benar.

Lantas masker seperti apa yang direkomendasikan? Pada pertengahan Januari 2022, CDC mengumumkan, masker kain yang longgar tidak cukup untuk melindungi diri dari omicron. Jenis masker yang direkomendasikan harus memiliki filtrasi tinggi yang pas dengan wajah kita.

Baca Juga :   Tips Bepergian Tetap Aman Meski di Tengah Badai Omicron

Adapun masker yang direkomendasikan salah satunya adalah KF94. Selain direkomendasikan CDC, makser KF94 yang berasal dari Korea Selatan ini juga direkomendasikan oleh WHO karena menyaring 94 persen partikel hingga ukuran 0,3 mikron.

KF94 dilengkapi fitur pengait telinga, kawat di atas tulang hidung yang bisa disesuaikan, dan bagian samping masker yang lebih rapat. Sehingga tidak ada celah terbuka.

Saat ini ada banyak jenis masker KF94 yang beredar di pasaran. Sayangnya tidak semuanya aman dan nyaman digunakan. Ya, saat memilih masker, penting juga memilih masker kesehatan yang sudah memenuhi standar Uji bacterial filtration efficiency (BFE) dan particle filtration efficiency (PFE).

Baca Juga :   Nyeri Wajah Sebelah Trigeminal Neuralgia Bisa Sembuh dengan PRFR

BFE merupakan standar untuk mengukur efisiensi filtrasi masker. Untuk mengukurnya, para peneliti menggunakan aerosol biologis bakteri Staphylococcus aureus dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari 1 mikron hingga 5 mikron sebagai materi uji. Efisiensi filtrasi maksimum yang ditentukan dalam metode BFE adalah 99,9 persen.

Sementara, dalam uji PFE, masker akan diukur kemampuannya dalam menyaring partikel submikron, salah satunya adalah virus. American Standard Testing and Material (ASTM) telah menetapkan ukuran partikel untuk uji PFE, yaitu 0,1 mikron, dengan efisiensi filtrasi sebesar 95 persen.

Dari penjelasan tersebut, untuk pencegahan partikel virus, masker medis setidaknya perlu memenuhi standar BFE dan PFE. Sebab virus tersebut ukurannya yang mini, yakni hanya 0,1 mikron.

Baca Juga :   Indonesia Alami Kenaikan Kematian Akibat Penyakit Jantung di Masa Pandemi

Polytron Hadirkan Masker HANA KF94 yang Memenuhi Standar
Sadar akan kebutuhan masker yang sangat krusial saat ini, Produsen Elektronik Polytron, berinisiatif memproduksi masker kesehatan HANA yang telah melalui uji BFE dan PFE. Terdiri dari 4 lapisan, masker 4 lapis HANA memiliki kemampuan menyaring partikel di atas 98 persen di 0,1 micron—rata-rata PFE masker medis yang beredar di pasaran hanya ada di 0,3 micron.

Tak hanya itu, masker ini juga sangat higienis karena dikemas persatuan dan diproduksi dengan standar medis yang tinggi dengan standarisasi ISO 13485 serta dikemas secara satuan. (pia)

MIXADVERT JASAPRO