Menurut Yenny, selama kurang lebih 2 tahun ini dunia telah belajar bahwa sebagian masyarakat mampu mengakselerasi kemampuannya mengoperasikan alat teknologi untuk kebutuhan sehari hari di masa pandemi. Interaksi antara manusia dan peralatan digital menjadi aktivitas sosial baru.
”Pondok Pesantren Programmer Qoryatus Salam ini akan menjadi cikal bakal gerakan ekonomi digital yang dirintis oleh para santriwati. Di tengah perkembangan teknologi digital, perlu ditumbuhkan wirausahawan muda berbasis digital. Kaum wanita juga bisa ambil bagian dalam gerakan ini dan saya yakin, para santriwati yang dididik di tempat ini, akan bisa berkontribusi dalam perekonomian digital Indonesia di masa depan,” ujar Yenny Wahid.
Selama ini teknologi masih dianggap lebih dekat dengan laki–laki dan masih ada anggapan bahwa perempuan cenderung gagap teknologi. Padahal, teknologi bisa dimanfaatkan oleh siapapun. ”Anggapan yang tidak tepat ini cenderung membuat perempuan tidak percaya diri untuk belajar dan tidak banyak diberikan kesempatan, sehingga perempuan harus difasilitasi untuk belajar teknologi. Pesantren programmer Qoryatus Salam ini merupakan wujud pemberdayaan bagi perempuan dalam teknologi,” Ujar Yenny Wahid.
Discussion about this post