Korban Tewas akibat Banjir Bandang dan Longsor di Brasil Bertambah 110 Orang

JagatBisnis.com – Banjir bandang dan longsor mengadang Kota Petropolis, Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa (15/2). Per Kamis (17/2), jumlah korban tewas yang sudah ditemukan mencapai 110 orang.

Dikutip dari AFP, masih ada lebih dari 130 orang yang hilang.

Sementara korban selamat yang berhasil dievakuasi mencapai lebih dari 20 orang. Sebanyak 700 orang saat ini berada di pengungsian.
Bencana yang terjadi di kota wisata ini disebabkan oleh hujan deras. Bahkan, menurut Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, hujan yang mengguyur Petropolis pada Selasa merupakan yang terderas sejak 1932 silam.

Baca Juga :   4 Kecamatan di Tangerang Rawan Longsor

Dari video dan foto yang beredar di media sosial, tampak arus air yang kuat menerjang jalanan serta menghanyutkan mobil, pepohonan, dan bangunan. Tanah longsor menimbun tak hanya bangunan, tetapi juga warga setempat.

Hingga saat ini, hujan masih kerap mengguyur Petropolis. Di tengah proses evakuasi dan deraan hujan, warga setempat sudah menggelar pemakaman tiga korban yang sudah berhasil diidentifikasi.

Mereka adalah wanita berusia 22 tahun beserta dua anaknya, yang berusia 5 dan 2 tahun.

Kendala Proses Evakuasi
Tanah longsor dan lumpur menimbun rumah-rumah warga termasuk di kawasan kumuh Petropolis. Hujan yang masih turun mempersulit proses evakuasi, terutama di wilayah yang berisiko tinggi mengalami longsor lanjutan.

Baca Juga :   Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Banjir di Afsel

“Sayangnya, akan sangat sulit untuk menemukan korban selamat,” kata seorang relawan bernama Luciano Goncalves.

“Melihat situasinya sekarang, ini akan tidak mungkin. Tetapi kami harus melakukan semaksimal mungkin, untuk bisa mengembalikan jasad mereka kepada keluarganya. Kami harus sangat berhati-hati mengingat masih ada area yang berisiko longsor,” tambah Goncalves.

Seorang polisi militer yang membantu proses evakuasi menceritakan, dirinya berhasil menyelamatkan seekor anjing dari bawah puing-puing bangunan.

Baca Juga :   Banjir di Kalsel, Belasan Ribu Jiwa Mengungsi

“Ia ketakutan. Ia mencoba menggigit saya saat saya tiba. Ia mempertahankan wilayahnya, karena ia tahu majikannya terkubur di bawah tanah,” ujar Sansao de Santo Domingo.

Gubernur Castro mengungkapkan, situasi di lokasi terlihat layaknya zona perang.

Dalam beberapa waktu terakhir, Brasil kerap menyaksikan hujan deras dan badai yang buruk. Tak jarang, bencana alam tersebut mengakibatkan korban jiwa.

Menurut para ahli, cuaca ekstrem yang dialami Brasil disebabkan oleh fenomena La Nina dan juga perubahan iklim.(pia)

MIXADVERT JASAPRO