Kacang Koro Pedang Bisa Jadi Alternatif Bahan Baku Tempe dan Tahu

JagatBisnis.com – Meningkatnya harga kedelai, mempengaruhi keberlanjutan usaha para pengrajin tempe dan tahu di Indonesia. Di tengah kondisi ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu tetap berkelanjutan ke depannya. Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang.

“Para pengrajin tempe dan tahu juga harus melakukan inovasi untuk mencari alternatif pengganti kedelai impor yang semakin hari semakin mahal. Salah satunya dengan menggunakan kacang koro pedang,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/2/2022).

Dia mengaku, pihaknya kini sedang menyiapkan bahan baku tempe dan tahu dengan kacang koro pedang yang dapat menjadi subtitusi kedelai. Sehingga, para pengrajin tidak tergantung sepenuhnya oleh kedelai impor yang harganya selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Sehingga memengaruhi produksi tempe dan tahu di Indonesia.

Baca Juga :   MenKopUKM: Peran Jakarta Sebagai Showcase Produk UMKM 34 Provinsi Harus Diperkuat

“Selama ini kita makan tempe dan tahu sebagai sumber protein. Sayangnya, bahan bakunya berupa kedelai diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setahun. Padahal, kacang koro punya potensi sebagai substitusi impor. Apalagi, lahan per 1 hektare (ha) mampu memproduksi 5 ton. Jadi, kalau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha,” ungkap Teten.

Dia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang untuk mengembangkan budidaya kacang koro pedang. Pilot project budidaya kacang koro pedang ini telah dimulai sejak akhir Januari 2022 lalu. Sehingga, nantinya kacang koro pedang menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.

Baca Juga :   Wirawan Panoedjoe Soebagyo Mengapresiasi Langkah Pemerintah Menciptakan Pengusaha-Pengusaha Baru UMKM

“Kami menargetkan, pada tahun 2022 ini akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 ha di Kabupaten Sumedang. Setelah pilot project ini berlangsung, pada tahun 2023 akan dilakukan scalling up terhadap penanaman kacang koro pedang. Karena Kabupaten Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha yang dapat dipergunakan,” imbuhnya.

Baca Juga :   Penyusunan Draf RUU Perkoperasian Ditargetkan Rampung Oktober 2022

Menurutnya, hasil produksi kacang koro pedang ini akan diserap oleh koperasi yang akan menjadi offtaker. Sehingga ada kepastian bagi petani. Adapun peran koperasi sebagai offtaker pertama dari para petani kacang koro juga dapat menjadi jawaban untuk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kluster yang dapat diakses oleh para petani.

“Jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mau menyerap kacang koro pedang hasil produksi para petani, maka akan terjadi peningkatan produksi dari komoditas ini. Bahkan, diprediksi kacang koro pedang dapat mensubstitusi 60 persen kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu. Petani juga akan bergairah meningkatkan produksinya,” tutup Teten. (eva)

MIXADVERT JASAPRO